Walau Ekonomi Lemah, Proyek Apartemen Mewah Terus Berjalan

Related Articles

4 Cara Coronavirus Mengubah Kebiasaan Belanja Generasi Milenial dan Gen Z

14 Apr 2020

Hubungan Indonesia dan Australia untuk Masa Depan Lebih Baik

14 Feb 2020

Banjir Jakarta 2020 Menyambut Tahun Baru Masyarakat Ibu Kota

09 Jan 2020

Ada fenomena menarik dalam bisnis dan industri properti di Indonesia. Saat perekonomian melambat dan rupiah terus menurut, bukan berarti proyek-proyek investasi akan berhenti. Di Indonesia, justru para pengembang tetap menjalankan bisnis properti untuk kelas mewah. Sebut saja pengembang seperti PT. Astra International Tbk, Gunug Sewu Group (Fairpoint), dan PT. Intiland Development Tbk.

Jusup Halimi, CEO Fairpoint Realty Indonesia, menjelaskan bahwa portofolio proyek Fairpoint saat ini ada di segmen eksklusif dan premium dengan pembangunan standar internasional. Bahkan pasar saat ini mengenal Fairpoint sebagai boutique developer, walaupun pihaknya tidak sengaja menempatkan bisnis mereka di segmen tersebut. Hal itulah yang menyebabkan progres pembangunan proyek-proyek yang sedang berjalan tetap dilanjutkan sesuai jadwal.

David Iman Santosa, CEO Astra Property mengatakan bahwa pihaknya selalu melihat peluang dan melakukan studi kelayakan untuk semua segmen pasar. Karena studi itulah Astra Property mengatakan bahwa segmen pasar untuk perusahaan mereka adalah kelas atas dan permium. Alasan lainnya adalah karena Astra Property jug memiliki portofolio aset yang bisa dikembangkan atau dikonversikan menjadi properti dengan spesifikasi eksklusif.

David mengatakan bahwa oleh sebab itulah Astra menggandeng Hongkong Land dalam membangun Anandamaya Residence, sebuah hunian ekslusif apartemen di Jakarta Selatan; karena memiliki kesamaan visi dalam membangun dengan basis kualitas tinggi. Ia optimis bahwa kelas premium yang akan investasi dan sebagai end user tidak akan menahan investasinya lebih lama. Menurutnya, saat ini penjualan sudah 90 % dari total 509 unit apartemen yang dipasarkan sejak Agustus 2014. Padahal, harga termurah yang ditawarkan adalah Rp 9,6 miliar untuk unit seluas 130 m2 dengan 2 kamar tidur dan termahal adalah Rp 36 miliar untuk luas 360 m2 dan 3 kamar tidur.

Head of Advisory Jones Lang Lasalle Indonesia Vivin Harsanto mengatakan bahwa populasi kelas atas Jakarta semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut riset McKinsey Global Institute 2012, 45 juta jiwa dari kelas menengah pada 2012 akan menjadi 135 juta orang pada tahun 2020. Dari total itu, 1% merupakan kelas high net worth individuals. 

Vivin mengatakan juga bahwa tahun 2012 apartemen di kalangan elit hanya 1% dari total 100.520 unit, tapi hingga 2018 akan bertambah menjadi 3% dari total 60.000 unit apartemen. Hal ini berarti meskipun kalangan orang kaya bertambah banyak, pasokan apartemen baru untuk memenuhi kebutuhan segmen ini masih terbatas. Ia menambahkan bahwa kalangan pasar kelas atas tidak sensitif terhadap harga. Jika mereka menunda pembelian, itu karena menunggu produk yang sesuai dengan ekspektasi, yaitu berkualitas tinggi, dibangun oleh pengembang dan konstruksi finansial kuat, lokasi strategis di pusat bisnis, dan menawarkan gaya hidup yang sesuai.

Hendro S Gondokusumo, Presiden Direktur dan CEO PT. Intiland Development menambahkan bahwa jika pengembang mampu menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan segmen yang dibidik, maka produk tersebut akan cepat terserap pasar. “Yang penting bagi kami adalah terus kerja membangun. Kita konsentrasi membangun untuk kelas atas. Meski ada juga kelas menengah, kami saat ini konsentrasi menyelesaikan 1Park Residence Jakarta Selatan, Regatta The Icon dan Graha Golf di Surabaya“, kata Hendro kepada Kompas.com.

Sementara itu, Farpoint Realty Indonesia juga akan The Hundred dengan harga perdana Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per m2 untuk ukuran 134-340 meter2. “Harga akan berubah tergantung kondisi ekonomi. Harga bisa lebih tinggi karena kami masih menghitung secara presisi, jangan sampai under priced,” kata Jusup.

Sumber: Kompas.com