Wabi-sabi adalah salah satu cara pandang orang-orang Jepang yang menunjukkan ketidaksempurnaan. Tren dekorasi ini akan menjadi trend dekor tahun 2018, karena itulah mari kita mencari tahu beberapa tips mendekorasi dengan menggunakan gaya wabi-sabi di apartemen atau rumah Anda.

Tidak peduli gaya Anda, hanya ada satu kunci utama dalam gaya dekor ini, yaitu dengan mencari keindahan dalam ketidaksempurnaan – menerima kenyataan bahwa rumah Anda tidak harus terlihat seperti rumah contoh.

Trend Dekor Tahun 2018

1. Barang-barang tanah liat buatan tangan
   Vas dan nampan dekorasi yang tidak sempurna dan organik.
2. Gunakan warna yang dekat dengan alam
   Wabi-sabi menggunakan warna yang lebih gelap, tetapi berbau alami, seperti abu-abu tua, hijau, dan warna-warna yang bisa ditemukan di pohon-pohon. Di warna yang lebih muda yaitu seperti warna-warna pastel, warna rumput, dan kayu-kayu pohon.
3. Dekorasi dengan angka-angka ganjil
   Hindari semua yang bersifat simetris dan letakkan aksesoris serupa dalam jumlah ganjil
4. Gunakan beberapa lapis kain
   

   

   
   Kabar gembira untuk orang-orang yang tidak suka menyetrika! Wabi-sabi menyukai kain-kain yang tidak terlalu rapi. Gunakan kain yang berkerut tetapi halus.

5. Isi rumah dengan wewangian
   Di trend dekor tahun 2018 ini Anda bisa menggunakan berbagai macam cara untuk mengisi rumah dengan wewangian, mulai dari lilin, alat uap, parfum ruangan, bunga segar, dupa, dll. Tapi ingat bahwa wabi-sabi menggunakan semuanya yang dekat dengan alam, jadi pilihlah wangi yang alami, bukan wangi-wangian yang terlalu manis. Gunakan aroma seperti lavender, eucalyptus, geranium, sandalwood, vanilla, kelapa, mawar, dan semua aroma yang berbau alam.

Pencinta rumah mikro, sudahkah Anda mendengar tentang TIkku, sebuah apartemen mikro tingkat yang sekarang ini ‘diparkir’ di Helsinki square. Apartemen mikro ini hanya memiliki ukuran 2,5 meter x 5 meter, atau hanya sebesar lahan parkir satu mobil.

Rumah ini dirancang untuk bisa berpindah-pindah dan bisa ditempatkan dimanapun orang inginkan, sama seperti orang memarkir mobil. Apartemen ini terdiri dari tiga lantai: satu lantai untuk tidur, satu untuk bekerja, dan sebuah ruangan hijau yang bisa disesuaikan dengan keperluan penghuninya.

Di bagian dasar apartemen terdapat sebuah kotak pasir dimana pemiliknya bisa dengan mudah ‘memarkir’ rumah tersebut dimanapun ada tempat, tanpa memerlukan pondasi. Tikku dapat berdiri sendiri karena bisa memproduksi energi dengan panel matahari yang disediakan.

Baca juga:  Kammerspiel, Kubus Serba Ada Untuk Apartemen Mikro

Sumber: Archdaily

Untuk mengatasi masalah harga properti yang semakin meningkat serta berkurangnya lahan yang ada di UK, sebuah perusahaan desain asal Estonia, Kodasema, meluncurkan sebuah rumah koda yang sudah prafabrikasi yang bisa dibuat dalam waktu kurang dari sehari.

Rumah mikro berukuran 25 meter persegi tersebut juga bisa direlokasi kapanpun Anda mau dan bisa menggunakan lahan kosong. Rumah mikro ini akan dijual dengan harga £150,000 (IDR 2,5 Miliar) sepaket, termasuk biaya perencanaan dan regulasi pembangunan, serta pengiriman, persiapan lahan, instalasi, dan koneksi ke air, listrik, dan pembuangan air.

Struktur gedung Kodasema tidak memerlukan pondasi dan bisa dipindahkan dengan mudah dengan transportasi truk. Rumah ini diharapkan akan menggebrakkan pasar properti UK dengan cara mengundang warga untuk memulai budaya membangun sendiri dan agar bisa memanfaatkan lahan kosong dengan lebih baik.

Rumah KODA juga akan menggunakan panel surya yang dipasang di atap nya untuk menciptakan daya, dan di dalam rumahnya terdapat sistem rumah pintar, mulai dari alarm, pencahayaan LED yang bisa diatur, dan sistem kontrol cuaca.

Temboknya terbuat dari tembok konkrit tipis yang di insulasi vakum agar bisa membantu menghangatkan dalam ruangan, atau mendinginkan ruangan, tergantung dari musim nya. Temboknya juga bisa menginsulasi ruangan dari suara-suara bising di luar.

Rumah Koda

Sebuah jendela dari atap ke lantai melapisi area depan bangunan, yang terdiri dari sebuah lounge terbuka, sebuah dapur di lantai dasar, dan kamar tidur mezzanine. Area tidur berada di atas unit dapur, sedangkan kamar mandi nya berada di belakangnya.

Sebuah teras lebar 3,5 meter juga terintegrasi dengan fasad rumah untuk memasikan ada paling tidak sedikit bagian luar ruangan di dalam ruangan.

Rumah koda bisa menyediakan pilihan yang efektif biaya akan banyaknya permintaan rumah terjangkau atau apartemen sewaan sementara untuk pekerja profesional muda, pelajar, dan mereka yang ingin mulai irit.

Walau sudah diluncurkan sejak tahun lalu, contoh pertama rumah KODA baru saja dipasang di Taman Inovasi BRE di UK, sebuah fasilitas penelitian di Watfor dimana contoh-contoh rumah yang rendah karbon dan berkesinambungan didemonstrasikan dalam skala yang sebenarnya.

Baca juga: Kammerspiel, Kubus Serba Ada Untuk Apartemen Mikro

Sumber: Dezeen

Karena lahan yang semakin terbatas, sekarang ini semakin sulit mencari tempat tinggal yang terjangkau di tengah kota. Terlebih bagi mahasiswa perantau yang harus membayar uang sewa begitu mahal untuk tinggal dekat dengan kampus.

Karena itulah, perusahaan arsitektur BIG mengembangkan proyek baru mereka bernama Urban Rigger, yaitu sebuah asrama terjangkau yang dibangun di tepi perairan kota. Bukan hanya terjangkau, tempat tinggal yang terbuat dari kontainer kargo ini juga tidak menggunakan karbon.

Urban Rigger dibangun mengambang di pelabuhan-pelabuhan kota dan proyek pertamanya baru saja dipasang di Copanhagen dimana unit pribadi ini dibanderol harga sewa $600 per bulan (sekitar Rp 7,8 juta).

Urban Rigger memiliki total luas 680 meter persegi dan terdiri dari 9 unit kontainer kargo yang ditumpuk dalam bentuk lingkaran dan bagian tengahnya terdapat sebuah area umum dan taman. Di setiap satu kontainer bisa menampung 12 siswa, dimana masing-masing siswa akan mendapatkan tempat tidur, kamar mandi, dan dapur pribadi.

Selain itu mereka juga bisa menggunakan lapangan hijau seluas 160 meter persegi, area barbercue, area mandi, tempat kayak, dan sebuah teras atap seluas 65 meter persegi.

Penemu Urban Rigger ingin mempergunakan area tepi air yang tidak digunakan untuk menampung mahasiswa di kota-kota besar di Eropa yang 80% nya berada di dekat perairan. Copanhagen digunakan sebagai tempat pertama untuk percobaan karena kota ini adalah salah satu dari 10 kota paling mahal untuk ditinggali. Tapi, perusahaan juga ingin mengekspansi proyek ini ke seluruh dunia.

Untuk mencapai status netral karbon, asrama-asrama ini menggunakan energi solar dan sistem pemanas berbasis hidro yang menggunakan air laut sebagai sumber panasnya. Untuk menyekat interiornya, asrama ini menggunakan aerogel yang dikembangkan oleh NASA, dan pembuangan air, sistem pemanas, sirkulasi udara, dan air minumnya menggunakan pompa hemat energi yang dikembangkan oleh Grundfos.

Urban Rigger juga menggunakan kontainer kargo yang terbuat dari baja Cortel dan didaur ulang menjadi sebuah perabotan baru yang hemat materi, energi, dan biaya. Urban Rigger sudah merencanakan pembangunan untuk 24 unit selanjutnya di Swedia dan berencana untuk berkembang ke Amerika. Tapi, kesuksesan proyek ini tergantung dari kesediaan kota-kota untuk membuka area perairan tersebut. Apa menurut Anda proyek ini akan masuk ke Indonesia?

Baca berita seputar pembangunan di seluruh dunia hanya di Blog Rukamen

Sumber: Inhabitat