Gerbang Tol Karang Tengah akan dihilangkan pada bulan ini, dan PT Jasa Marga dan PT Marga Mandala Sakti mengatakan bahwa proses ini adalah proses awal dalam rencana mengintegrasikan transaksi Jalan Tol Jakarta-Tangerang dan Jalan Tol Tangerang-Merak.

Sebelum Gerbang Tol Karang Tengah dihapus, sering terjadi kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Tangerang, khususnya Jakarta-Merak segmen Simpang Susun Tomang-Tangerang Barat-Cikupa karena ada tiga kali transaksi. Tanpa Gerbang Tol Karang Tengah, transaksi hanya terjadi dua kali, sehingga meningkatkan efisiensi dan bisa mengurangi waktu tempuh serta kemacetan di jalan tol.

Baca juga: Gerbang Tol Karang Tengah Dihilangkan Pada April 2017

Karena adanya integrasi dua jalan tol ini, Jasa Marga harus membangun 51 gardu tol baru di on/off ramp jalan tol tersebut. Saat ini, pada Tahap I terdapat 23 gardu tol yang sedang dikejar pembangunannya oleh Jasa Marga. Rincian pekerjaan Tahap I tersebut sebagai berikut:

• GT Karang Tengah beroperasi 2 gardu off ramp dan on ramp
• GT Kunciran beroperasi 2 gardu off ramp dan on ramp
• GT Tangerang beroperasi 3 gardu off ramp dan 4 gardu on ramp
• GT Karawaci beroperasi 4 gardu off ramp dan 2 gardu on ramp
• GT Bitung beroprasi 3 gardu off ramp dan 2 gardu on ramp

Sedangan pada Tahap II, terdapat 51 gardu tol yang akan dibangun pada 12 gerbang tol, yaitu:

1. Gerbang Tol Karang Tengah Barat 1: 2 Gardu Tol
2. Gerbang Tol Karang Tengah Barat 2: 3 Gardu Tol
3. Gerbang Tol Kunciran 1: 6 Gardu Tol
4. Gerbang Tol Kunciran 2: 6 Gardu Tol
5. Gerbang Tol Tangerang 1: 7 Gardu Tol
6.Gerbang Tol Tangerang 2: 8 Gardu Tol
7. Gerbang Tol Karawaci 1: 2 Gardu Tol
8. Gerbang Tol Karawaci 2: 2 Gardu Tol
9. Gerbang Tol Karawaci 3: 3 Gardu Tol
10. Gerbang Tol Karawaci 4: 2 Gardu Tol
11. Gerbang Tol Bitung 1: 5 Gardu Tol
12. Gerbang Tol Bitung 2: 5 Gardu Tol

Selain gardu tol, Jasa Marga juga akan memasang closed-circuit television (CCTV) di lajur tol yang terpasang setiap 500 meter. Dengan jumlah 48 unit, sebagian CCTV sudah terpasang di jalan tol tersebut. CCTV di gerbang tol berguna untuk melihat antrian lalu lintar gerbang yang sebelum integrasi berjumlah 24 unit menjadi 30 unit. Selain itu, Jasa Marga juga akan menambah variable message sign (VMS) di enam titik.

Baca juga: Pekerjaan Pengganti GT Karang Tengah Selesai Mei 2017

Sumber: Detik Finance dan Kompas

PT Adhi Karya Tbk semakin serius menggarap kawasan perumahan terjangkau bagi masyarakat menegah dan bawah. Melalui departemen Transit Oriented Development (TOD), perusahaan ini telah menyiapkan enam proyek hunian yang dilengkapi dengan area komersial dan hotel bernama LRT City. Proyek LRT City nantinya akan terintegrasi dengan transportasi massal light rail transit (LRT).

Untuk menyelesaikan proyek ini, Adhi Karya bekerja sama dengan Perum PPD. Nantinya akan ada enam proyek LRT City yang menempati area yang dilintasi LRT Tahap I dan Tahap II. LRT Tahap I dengan panjang 42,1 kilometer akan melintasi area Cibubur-Cawang-Bekasi Timur-Cawang dan Cawang-Dukuh Atas. LRT Tahap II dengan panjang 41,5 kilometer akan melintasi area Cibubur-Bogor sepanjang 25 kilometer, Dukuh Atas-Palmerah-Senayan (7,8 kilometer) dan Palmerah-Grogol (5,7 kilometer).

Proyek ini dimulai dari LRT City Ciracas yang akan terintegrasi dengan fasilitas Ciracas Shuttle Bus Terminal (CSBT) yang melayani penghuni menuju stasiun LRT Ciracas.

Lokasi Enam Proyek LRT City

Proyek yang menghabiskan nilai investasi sebesar Rp 3,2 triliun ini memungkinkan penumpang untuk membayar satu kali saja untuk perjalanan menggunakan LRT dan CSBT. Selain itu, akan ada lima proyek LRT City dengan luas lahan 50 hektar dan total investasi Rp 12 triliun.

Lima lokasi tersebut adalah Eastern Green Bekasi (16,9 hektar), Royal Sentul Park Bogor (14,8 hektar), Jaticempaka (5,1 hektar), The Boutique Bekasi Barat (0,47 hektar) dan Cikoko (1,2 hektar). Ke enam proyek TOD dari total 10 proyek ini mulai dibangun tahun ini dengan jangka waktu pembangunan delapan hingga 10 tahun.

Selain enam proyek LRT City yang disebut, ada empat proyek lainnya hasil kerja sama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia di Jalan Gatot Subroto, LRT City di Cikunir I dan LRT City Cikunir II, serta LRT City Cibubur.

Baca juga: Lokasi Hunian Yang Dilengkapi Stasiun LRT

Sumber: Kompas & Tribun News.

Proyek pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) II sudah dimulai dan saat ini dalam tahap pelebaran enam titik jalan kiri dan kanan jalan tol yang sudah ada. Setelah dilebarkan, pekerjaan akan dilakukan di tengah jalan tol tersebut.

PT Waskita Karya Tbk selaku kontraktor yang mengerjakan proyek ini mengatakan bahwa pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini ditargetkan dapat beroperasi tahun 2019.

Pada proyek ini, PT Waskita Karya bekerja sama dengan PT Acset Indonesia Tbk (ACSET) (KSO Waskita-Ascet) bersama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek dengan nilai Rp 13,5 triliun.

Konstruksi jalan tol dengan panjang 38,6 kilometer ini dimulai dari Simpang Susun Cikunir sampai Simpang Susun Karawang Barat. Nantinya, Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek akan melewati sepuluh kawasan: Cikunir, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, Cikarang Utama, Cikarang Barat, Cibatu, Cikarang Timur dan Karawang Barat.

Baca juga: Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) Dibangun Tahun Depan

Kendala pembangunan yang akan dilewati di antaranya adalah ketika harus meletakkan 600 pier di tengah-tengah jalan tol yang sudah ada, karena membuat fondasinya susah dan banyak. Kendala berikutnya adalah sinkronisasi dengan proyek pembangunan lainnya di sekitar Jalan Tol Jakarta-Cikampek, seperti pembangunan Light Rail Transit (LRT).

Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated diprediksikan akan menampung tambahan volume kendaraan di samping jalan tol yang sudah ada sekarang ini, sehingga diharapkan bisa mengurangi kemacetan sehingga transportasi dan arus logistik antar kota ke daerah-daerah di pulau Jawa bisa menjadi lebih lancar.

Sumber: Kompas & Tribun News

Selama ini, jalan tol dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta tidak mampu menampung padatnya arus lalu lintas kendaraan yang lewat. Tahun ini, tepatnya di bulan Juli, pemerintah optimis bahwa proyek Kereta Api Bandara Soekarno Hatta sudah bisa beroperasi.

Proyek sama yang sudah tersedia di Bandara Kualanamu Medan, Sumatra Utara ini merupakan proyek yang sudah lama dinantikan. Dibangun dengan nilai investasi Rp 2,7 triliun, diharapkan operasional kereta Bandara ini bertepatan dengan beroperasinya Terminal 3 Internasional.

KA Bandara yang nantinya mampu menampung 33.000 penumpang per hari dengan 122 perjalanan kereta ini otomatis akan mengurangi kemacetan lalu lintas dari dan menuju bandara. Seperti yang kami informasikan sebelumnya, nantinya akan ada lima stasiun pemberhentian KA Bandara, yaitu stasiun Manggarai, Sudirman Baru, Duri, Batuceper dan pemberhentian akhir di stasiun Bandara Soekarno Hatta.

Baca juga: Pembangunan Stasiun Bandara Sesuai Rencana

Saat ini, progres pembangunan stasiun Bandara Soekarno-Hatta sudah mencapai 94,2 persen, yaitu di tahap penyelesaian akhir seperti pemasangan kaca dan pengecatan dinding dan interior dalam gedung stasiun.

Stasiun yang dibangun di atas lahan 9.000 m2 ini juga akan dilengkapi fasilitas people mover, atau kereta tanpa masinis untuk akses penumpang dari dan menuju terminal keberangkatan pesawat di terminal 1, 2, dan 3 Bandara Soekarno-Hatta dan ditargetkan selesai pembangunannya pada September 2017.

Ditargetkan, pembangunan kelima stasiun akan selesai bulan Juni dan beroperasi mulai bulan Juli. Tarif yang ditentukan berlaku tarif batas atas kereta, yaitu Rp 100.000.
Mengenai tarif kereta Bandara Soekarno-Hatta, menurut Budi, akan berlaku tarif batas atas kereta yaitu Rp 100.000.

Selain Jakarta, Kota Padang juga mentargetkan akan memiliki kereta bandara yang mungkin akan beroperasi pada Agustus 2017. Ke depannya, Jogja dan Solo juga merencanakan untuk membangun kereta bandara juga.

Baca juga: Kereta ke Bandara Membuat Harga Apartemen Ikut Naik

Sejak bulan Januari lalu, Pemprov DKI Jakarta sudah memulai proses pembangunan proyek enam simpang tak sebidang di seluruh Jakarta. Proyek-proyek tersebut di antaranya tiga flyover dan tiga underpass untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.

Flyover dibangun untuk menghindari daerah/kawasan yang menghadapi permasalahan macet atau yang melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi. Underpass dibangun untuk menghindari persilangan dengan membuat terowongan di bawah tanah.

Proyek underpass berada di Rasuna Said-Mampang (750 meter), Jalan Kartini, Jakarta Selatan (390 meter), dan Matraman, Jakarta Timur (650 meter). Sedangkan tiga flyover dibangun di Cipinang Lontar, Jakarta Timur (500 meter); Pancoran (750 meter), Jakarta Selatan; dan Bintaro, Jakarta Selatan (430 meter).

Proyek dimulai dengan proses pelebaran jalan sebagai pengganti untuk lahan yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dan bulan Februari dimulai dengan pengerjaan fisik konstruksi.

Dengan anggaran Rp 700 miliar, kontraktor yang akan mengerjakan ke-enam proyek tersebut antara lain adalah: PT Istaka-Agrabudi mengerjakan flyover Cipinang Lontar,  PT Nindya Karya mengerjakan flyover Pancoran, PT. Multi Structure mengerjakan flyover Bintaro, PT Modern Widya Tecnical mengerjakan underpass Kartini, PT Adhi Karya mengerjakan underpass Mampang-Kuningan dan PT Jaya Konstruksi mengerjakan underpass Matraman.

Dengan adanya pembangunan flyover dan underpass ini, dipastikan lalu lintas di sekitar daerah-daerah tersebut akan terganggu, tetapi pemerintah mentargetkan penyelesaian seluruh proyek ini pada Desember 2017.

Sumber: Berita Satu & Sindo News