Pada tanggal 17 Agustus 2017 mendatang akan dilakukan peresmian beberapa proyek pembangunan infrastruktur di Jakarta. Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-72, beberapa proyek yang akan diresmikan diantaranya adalah Simpang Susun Semanggi, Jalur Transjakarta koridor 13 Tendean-Ciledug, serta beberapa proyek flyover dan underpass.

Jalur Transjakarta koridor 13 Tendean-Ciledug rencananya diresmikan pada bulan Juni 2017, bertepatan dengan HUT Jakarta 490 tahun, tetapi karena belum mendapatkan sertifikat  layak fungsi dari Kemenpupera (Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).

Sementara Simpang Susun Semanggi sepanjang 1.622 meter pembangunan fisik proyeknya sudah selesai pada tanggal 25 April lalu. Penyelesaiannya fisik proyek yang menghabiskan anggaran Rp 345 miliar ini seelsai lebih cepat satu bulan dari target.

Proyek Simpang Susun Semanggi diharapkan akan menjadi ikon baru di Jakarta setelah Monas. Salah satu bentuk keindahan dari Simpang Susun Semanggi yang bisa dinikmati warga adalah pencahayaan lampu warna-warni di sepanjang jembatannya.

Dua jalan layang yang dibangun nantinya untuk kendaraan dari arah Cawang menuju Bundarah HI dan satu lagi untuk arah Slipi menuju Blok M

Jalan ini akan menjadi jalan melengkung terpanjang di Indonesia dan diharapkan akan mengurangi kemacetan parah yang terjadi di persimpangan di Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Gatot Subroto.

Pada 15 Juli mendatang akan dilakukan uji coba pengoperasian Simpang Susun Semanggi tersebut. Uji coba tersebut dalam bentuk open traffic.

Baca juga:  Jalan Layang Semanggi Selesai Agustus 2017

Pekerjaan struktur jalan melayang Busway rute Ciledug-Blok M-Tendean telah selesai dikerjaan dan telah diuji coba dengan menggunakan bus TransJakarta. Jalanan dari ujung Tendean ke ujung Ciledug sudah teraspal dan dibeli marka-marka jalan dan pada tanggal 14 Maret 2017 sudah mulai uji coba.

Proyek yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini adalah jalur busway layang terpanjang di Jakarta, dengan total panjang 9,3 kilometer. Bus TransJakarta di atas jalur layang tersebut akan melakukan pemberhentian di 12 halte yang ada. Pada saat ujicoba, pihak Pemprov DKI Jakarta juga ikut menhitung waktu tempuhnya.

Dari hasil simulasi yang dilakukan, proyek yang menghabiskan dana 2,5 miliar tersebut diketahui akan membuat waktu tempuh TransJakarta di atas jalan layang tersebut tersebut adalah sekitar 25 menit. Waktu tersebut sudah termasuk proses pemberhentian bus TransJakarta di 12 halte, dimana setiap halte memakan waktu sekitar 15 hingga 20 detik saat berhenti.

Ini merupakan simulasi awal, karena pihak Trans Jakarta sendiri nantinya membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan untuk menyelesaikan commisioning test seperti pelatihan supir dan melengkapi sistem-sistem di halte.

Saat ini masih ada pekerjaan yang belum terselesaikan, yaitu adalah membangun tangga di halte JORR yang masih terhenti oleh kendala pembebasan lahan dan pemasangan eskalator di Halte Cipulir. Pihak Pemkot mengatakan bahwa targetnya bulan ini pembebasan lahan sudah selesai ditangani dan secepatnya membangun tangga.

Sebagai informasi, pembangunan jalan layang tersebut dikerjakan oleh 8 kontraktor berbeda di 8 titik berbeda. Pekerjaan dibagi menjadi 8 paket, yaitu

1. Paket Tendean (1.000 meter) dikerjakan PT Adhi Karya Tbk.
2. Paket Santa (1.250 meter) oleh PT Yasa Patrisia Perkasa
3. Paket Trunojoyo (1.375 meter) oleh PT Jaya Konstruksi
4. Paket Taman Puring (1.200 meter) oleh PT Hutama Karya
5. Paket Kemayoran Lama (1.300 meter) oleh PT Pembangunan Perumahan Tbk.
6. Paket Kostrad (1.400 meter) oleh Istaka Karya CO bersama dengan PT Agra Budi
7. Paket Ciledug (1.500 meter) oleh PT Waskita Karya Tbk.
8. Paket Seskoal (1.400 meter) oleh PT Wijaya Karya Tbk.

Baca juga: Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II Elevated Beroperasi Tahun 2019

Sumber: Detik Finance
Foto: Bina Marga DKI