Sebuah gedung di Seattle, Washington, Amerika Serikat yang tadinya adalah sebuah gedung gereja sekarang ini menjadi salah satu listing real estate paling diminati di kota. Sechrist Design Associates Inc. mengubah gedung bersejarah menjadi The Sanctuary, sebuah kondominium dengan jumlah 12 unit.

Gereja yang dulu bernama Church of Christ, Scientist ini dijual oleh kongregasi kepada sebuah perusahaan pengembang dengan harga USD 1,1 juta (Rp 14,7 miliar) pada tahun 2006. Ada banyak gedung gereja di Seattle yang dirubuhkan untuk dijadikan gedung baru, tapi semua developer tersebut selalu menyisakan struktur asal gedung yang kokoh sebagai bagian dari sejarah Seattle.

The Sanctuary menggunakan konsep detail arsitektur kontemporer, seperti lantai konkrit yang terpoles dan peralatan-peralatan dari besi stainless. Semuanya terintegrasi dengan baik dan terhormat di dalam gedung ratusan tahun tersebut. Bentuk asal gedung tersebut menciptakan semua unit dengan atap tinggi dan tembok dengan batu bata.

Beberapa unit juga memiliki jendela-jendela besar dengan berbagai ukiran dan benda-benda kecil dari gedung asli gereja. Sebuah oculus juga menjadi sumber sinar matahari yang masuk ke ruang bersama di bekas gedung gereja. Gedung ini sudah diluncurkan sejak tahun 2012, tetapi menjadi berita utama karena salah satu unitnya baru saja masuk ke listing penjualan.

Berikut bentuk dari unit-unit kondominium the Sanctuary.

Baca juga: Melihat ke Dalam Gereja di San Fransisco Yang Direnovasi Menjadi Apartemen

Sumber: Freshome

Gedung gereja di San Fransisco, Amerika Serikat yang dibangun pada tahun 1915 tadinya bernama Second Church of Christ, Scientist, tetapi pada tahun 2013 dijual untuk diubah menjadi tempat tinggal pribadi yang sangat indah. Dari luar, bangunan tetap terlihat seperti sebuah gereja, tetapi tulisanSecond Church of Christ, Scientist diubah menjadi nama tempat tinggal tersebut, The Lighthouse.

Dikembangkan oleh Siamak Akhavan dan bekerja sama dengan HV Engineering dan Modifyer, gereja ini diubah menjadi sebuah townhouse 3 kamar tidur yang dijual. Tapi, bagian penthouse, atau lantai paling atas pada dome gereja tidak dijual karena digunakan oleh Siamak Akhavan dan mitra-mitra nya.

Desain interior di dalamnya menggunakan rancangan neo-klasik dengan sentuhan Yunani dan Romania, dengan tambahan kaca warna warni, pahatan, dan jendela-jendela besar yang diukir. Desainnya menggunakan konsep lantai terbuka dengan elemen unik, seperti tembok batu bata, dan atap dari kaca sebagai sumber masuknya sinar matahari untuk memperjelas elemen konstruksi asli nya.

Renovasi gereja menjadi apartemen ini dilakukan secara hati-hati dan kreatif dimana desainer bekerja di sekitar elemen asli dari struktur bangunan. Karena sebelumnya merupakan tempat berdoa, area-area di apartemen ini memiliki tinggi atap yang sangat tinggi, yaitu sekitar 4,5 meter hingga 9 meter.

Lihat tur apartemen lainnya di Blog Rukamen

Sumber: Inhabitat