La Muralla Roja, atau artinya “Tembok Merah” dalam bahasa Spanyol adalah sebuah proyek perumahan yang berada di Calpe, Spanyol. Dibangun oleh arsitek Ricardo Bofill, gedung dengan bentuk labirin ini memiliki nuansa arsitektur populer di area Mediterania Arab. Inspirasi arsitek Bofill didapat dari tradisi Mediterania kasbah.

Secara keseluruhan, perumahan ini berbentuk benteng dengan warna-warna mencolok yang melapisi bagian luar dan dalam fasad untuk memberikan kontras pada alam atau melengkapi kesan alaminya. Proyek ini terlihat seperti muncul dari permukaan jurang-jurang yang ada di bawahnya.

Proyek ini memisahkan area publik dan privat dengan menggunakan intepretasi kasbah, yaitu sebuah tipe tembok arsitektur yang biasanya ada di negara-negara Afrika Utara. Konsep ini biasanya terbentuk dalam bentuk tangga-tangga yang saling mengikat, platform, dan jembatan yang memberikan akses ke dalam 50 unit apartemen yang membentuk La Muralla Roja itu sendiri.

Apartemen yang tersedia terdiri dari tiga ukuran: studio dengan luas 60 meter persegi, 2 kamar tidur dengan luas 80 meter persegi, dan tiga kamar tidur dengan luas 120 meter persegi. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan, Bofill merancang teras atap, solaria, kolam renang, dan sauna yang bisa digunakan oleh penghuni.

La Muralla Roja paling cocok dideskripsikan sebagai sebuah labirin, menyerupai rancangan geometrik yang didasarkan oleh tipologi salib Yunani yang pada kasus ini memiliki panjang lima meter. Salib ini berpotongan pada menara servis yang terdiri dari dapur dan kamar mandi.

Sekarang ini blok apartemen Muralla Roja sering disewakan per hari kepada turis-turis yang ingin menikmati keindahan laut di Calpe. Ini karena kompleks apartemen Muralla Roja berada kira-kira 700 meter dari Calpe, 50 meter dari laut, restoran, dan empat kilometer dari pantai Calpe.

Baca juga: Singkirkan Monday blues Dengan Melihat Apartemen Terinspirasi Dari Pelangi dan Unicorn Ini

Gedung pencakar langit di Tel Aviv, Israel ini memiliki desain yang unik, dimana gedung ini terlihat seperti oasis penuh dengan pohon-pohonan. Gedung ini juga mengkombinasi gaya modern dengan gaya hidup berkelanjutan dengan banyaknya aksen alam di dalamnya.

Dipenuhi dengan tanaman-tanaman Mediterania dan Laut Mati, gedung residensial mixed-use bernama Gran Mediterraneo Tower ini juga memiliki fitur-fitur mewah seperti parkiran mobil yang terautomasi, sawah, stasiun isi ulang elektrik dan taman untuk publik.

Gran Mediterraneo Tower ini dirancang oleh arsitek asal Prancis, bernama David Tajchman, dibalut dengan kaca-kaca dan konkrit putih yang diambil menggunakan teknologi konstruksi dan digital terbaru. Gedung ini terdiri dari apartemen, hotel, area co-working, dan spa.

Gedung parkir terotomasi akan beroperasi sebagai stasiun isi ulang mobil-mobil elektrik pertama yang dibuka untuk publik.

Gedung ini ingin memperbaharui langit Tel Aviv dengan bentuk verikalnya, yang dihasilkan dari alat-alat digital dengan teknologi terkini. Dengan inovasi geometri topologikal yang memberikan efek spiral ke gedung tinggi ini, Gran Mediterraneo menumpukkan lempengan horizontal yang dilapisi dengan kaca.

Baca juga: Rencana Pembangunan Gedung Super Tinggi Yang Menggantung Dari Asteroid

Sumber: Inhabitat

Sekarang ini, Manhattan sudah memiliki beberapa gedung residensial super tinggi 305 meter. Contohnya seperti gedung One57 dan gedung 432 Park Avenue. Gedung tinggi dan langsing ini memang menjadi salah satu tren di sisi selatan Central Park. Sejauh ini, paling tidak ada 10 proyek gedung supertinggi yang direncanakan di daerah tersebut, sehingga daerah tersebut dinamakan Barisan Bilioner.

Untuk menjawab fenomena ini, Ioannis Oikonomou dari oiio architecture studio baru saja membuat proposal yang menyediakan solusinya, bernama “The Big Bend” yang bertanya: “Bagaimana jika gedung-gedung kita panjang sebagai gantinya tinggi?”

Baca juga: Gedung Pencakar Langit Ramping di New York Siap Huni Tahun Ini

Proposal nya memperlihatkan sebuah menara yang bukannya berlanjut ke atas langit, tetapi menekuk ke bawah secara sendirinya sehingga menciptakan sebuah lengkungan yang bisa ditempati.

Hasilnya adalah sebuah gedung yang secara total memiliki panjang 1220 meter persegi, dimana bagian dasar nya berada di dua lokasi berbeda dengan jarak beberapa gedung yang ada.

Ioannis ingin menjawab keinginan developer untuk memaksimalkan tinggi dari proyeknya untuk ditanamkan pada prestise struktur gedung tinggi karena hukun zona New York yang memiliki banyak trik. Ia berpikir bahwa jika ia bisa menekuk gedung nya daripada menekuk hukum zona di New York, maka ia akan menciptakan gedung-gedung paling prestisius di Manhattan dan gedung paling panjang di dunia.

Bagaimana dengan penggunaan lift nya? Oiio akan menggunakan teknologi lift terbaru yang memungkinkan perputaran di sekitar lekukan gedung, yaitu sistem multi Thyssen Krupp, yang memungkinkan lift berjalan secara bebas secara vertikal maupun horizontal melalui sebuah putaran corong di dalam gedung.

Oiio juga ingin agar The Big Bend menjadi solusi arsitektur sederhana akan batasan tinggi di Manhattan karena dengan ini ia bisa menyediakan struktur dengan ukuran yang membuat gedung tersebut berbeda dari gedung-gedung lainnya tanpa harus memikirkan batasan langit.

Baca juga: Dubai Akan Membangun Gedung Apartemen Berputar Pertama di Dunia

Sumber: ArchDaily