Sebuah apartemen dengan luas 33 meter persegi di Sao Paulo, Brazil ini diubah oleh arsitek Juliana Matalon dari Estudio Ela Arquitetura bersama Carol Dantas dengan mempergunakan area balkon menjadi area indoor.

Ketika masuk, Anda akan melihat area meja dengan tembok dari kaca untuk membantu menciptakan kesan area masuk lebih luas. Di sepanjang salah satu temboknya adalah dapur yang menjadi satu  menjadi dinding untuk televisi.

Sebagian dari lemari abu-abu juga diletakkan di atas atap, sehingga menciptakan tempat penyimpanan yang sangat diperlukan di apartemen mungil ini, sementara sebuah pemisah dari kaca yang kecil memisahkan area meja dapur dengan area entertainment unit.

Di seberang televisi diletakkan sofa abu-abu dan di lantainya dilekatakkan karpet abu-abu yang menambahkan kesan halus dari lantai tersebut.

Area ruang tamu dan tidur di apartemen memanjang ke sebuah balkoni yang terintegrasi dengan bagian indoor, terdiri dari area tamu, area makan, dan area cuci baju.

Di sisi lainnya dari balkon terdapat sebuah sofa kayu yang juga berfungsi sebagai tempat tidur dengan sebuah rak kecil untuk memajang barang-barang personal.

Dari balkon, terlihat bahwa area ruang tamu dan kamar tidur di bagian indoor dipisahkan dengan sebuah tembok partisi kayu yang digunakan agar cahaya bisa bersirkulasi ke seluruh apartemen sehingga apartemen terasa lebih luas.

Di samping kasur terdapat sebuah lemari baju yang memiliki sisi terbuat dari cermin dan terdapat sebuah pintu menuju kamar mandi. Kamar mandi didesain minimalis dengan warna simpel putih dan abu-abu. Di bawah kaca terdapat sebuah pencahayaan tersembunyi yang menambahkan cahaya di ruang mungil tersebut.

Unik juga solusi desainer ini untuk membuat apartemen terasa lebih luas. Tertarik untuk menciptakan hal serupa?

Baca juga: Apartemen di Brazil Dengan Furnitur Mengambang

Sumber: Contemporist

Biasanya, renovasi sebuah gedung dilakukan untuk mengubah sebuah ruangan, dan di beberapa kasus biasanya perubahan total dimana pemilik menginginkan sesuatu yang baru. Salah satu contohnya adalah apartemen di lantai 18 gedung bersejarah di Sao Paolo, Brazil ini.

Gedung apartemen ini dibangun pada tahun 1950-an dan dijadikan gedung bersejarah, tapi unit apartemen di dalamnya ukurannya cenderung kecil, terutama apartemen ini. Dengan total luas ruangan 45 meter persegi, apartemen ini diubah menjadi sebuah apartemen yang terbuka dengan perubahan dan pembongkaran di beberapa tempat.

Arsitek dari Vão membongkar dinding-dinding interior sehingga membuat ruangan terlihat lebih terang dan luas dengan konsep terbuka sehingga terlihat pemandangan kota Sao Paolo dengan jelas. Tapi dengan menggunakan konsep terbuka tersebut, artinya tidak ada pembagian ruang yang jelas.

Karena itu arsitek memutuskan untuk menyelesaikan masalah ini dengan menciptakan sebuah strategi organisasi barang yang benar-benar berbeda. Dapu, ruang tamu, dan ruang tidur sekarang dibagi berdasarkan perabotan. Beberapa furnitur diletakkan mengambang dari lantai. Ini adalah detail penting yang membuat apartemen terasa lebih terbuka dan lapang.

Fitur paling menarik dari seluruh apartemen adalah lantainya. Lantai yang berwarna hijau terang ini adalah satu dari dua elemen penting yang menyatukan seluruh ruangan. Hal kedua adalah atap konkrit yang tidak dilapisi apapun juga.

Selain itu, fitur apartemen ini dari segi furnitur yang berbeda dan menarik perhatian adalah sebuah unit furnitur dari kayu yang memisahkan area ruang tamu dari ruang tidur. Elemen multifungsional ini menyediakan penyimpanan untuk buku-buku dan elektronik di saru sisi dan lemari baju di sisi lainnya. Modul ini juga digunakan untuk menciptakan privasi di kamar tidur.

Kamar mandi nya bersebelahan dengan area tidur, dan walaupun kecil, ruangannya terasa sejuk karena tidak banyak tembok-tembok dan dengan adanya panel kaca yang menyaring cahaya dan menjaga ambiance di dalam ruangan.

Baca juga: Tren Baru: Apartemen Mengambang Yang Terbuat Dari Kontainer

Sumber: Homedit

Jika Anda berniat untuk mendekorasi rumah atau apartemen Anda dengan warna-warni pelangi yang terang, maka rumah milik Tiffany Pratt di Toronto, Kanada ini bisa menjadi sumber inspirasi. Tiffany sudah sejak lama menyukai warna-warni. Sebagai desainer dan stylist, ia menggunakan warna untuk menciptakan ruangan-ruangan yang cerah dan cantik. Karena itulah ia merenovasi apartemennya dengan warna-warna cerah dan menamainya The Glitter Suite

Tiffany Pratt baru saja bekerja sama dengan perusahaan Krylon untuk menciptakan sebuah line cat semprot dengan 16 warna dengan nama koleksi Tiffany Pratt Colour Collection. Personaliti nya yang positif sangat dituangkan dalam hasil-hasil desain nya.

Tahun lalu ia akhirnya merenovasi rumahnya sendiri dimana prioritas desainnya adalah pada sistem organisasi dan penyimpanan di masing-masing sudut untuk menciptakan tempat yang pas untuk segala hal. Selanjutnya adalah untuk membuat ruangan lebih cerah dengan cara mengecat lantai kayu menjadi warna putih.

Mari melihat ke dalam apartemen Tiffany yang sangat penuh dengan warna-warni cerah ini.

Baca juga: Tips Mengaplikasikan Interior Kafe ke Apartemen

Sumber: Apartment Therapy

Jeanie Engelback, adalah seorang kolektor segala hal yang berbau pop kultur sejak ia masih berumur lima tahun. Karena itulah, ia memutuskan untuk mendekorasi apartemennya di East Village, New York, Amerika Serikat seoerti sebuah museum pop kultur.

Ia mengkoleksi berbagai macam pernak-pernik, termasuk tempat permen PEZ yang warna-warni, boneka dengan kepala bergoyang, cangkir teh, dll. Selain itu, ia juga mengecat apartemennya dengan warna terang yang berani.

Walaupun terisi dengan banyak barang, apartemennya tidak terasa berlebihan dan membuat pusing, karena Jeanie memang memiliki skill yang baik dalam menata barang-barang koleksi nya tersebut. Ia adalah sebuah pemilik kurator gaya hidup yang memiliki panggilan “penguasa kekacauan’ karena kemampuannya itu.

Jeanie mengaku bahwa ia selalu tersenyum ketika membuka pintu utama apartemennya karena energi baik yang keluar dari paduan warna di dalamnya. Dengan desain yang berani dan koleksi barang yang super banyak tersebut, pastinya ada orang yang kurang menyukai dekorasi apartemennya ini. Tapi Anda harus mengakui bahwa apartemen dengan warna-warni cerah ini unik dan membuat yang melihatnya menjadi senang.

Mari melihat ke dalam apartemen penuh warna tersebut

Baca juga: Melihat ke Dalam Apartemen Donald Trump di New York

Sumber: Apartment Therapy

Satu lagi apartemen unik yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Unit apartemen loft di Paris ini berada di dalam gedung industrial tahun 1920-an, berada di arondisemen ke 11 (salah satu area di Paris). SABO Project mengubah desain apartemen ini dan memfokuskan pada penambahan sebuah area tertutup di tengah ruangan yang menjadi sumber sirkulasi pada apartemen tersebut.

Partisi di tengah ruangan terbuat dari 40 lapis aluminium yang secara kustom ditempel, dilipat, dan dianodes, dan dipaku ke sebuah struktur metal yang tipis. Partisi ini juga berfungsi sebagai pemisah antara pintu masuk, area ruang tamu, dan area baju. Sirkuliasi horizontal dan vertikal dibentuk di dalam partisi ini, sehingga tidak memerlukan tembok untuk memisahkan.

Aluminium tersebut menciptakan sebuah kontras yang sangat terlihat dengan struktur konkrit yang ada di apartemen sehingga menciptakan sebuah gabungan antara sesuatu yang lama dan baru. Dua belas dari 40 panel aluminium tersebut juga bisa dibuka dan ditutup, karena dipasang di rel dan bingkai metal.

Sirkulasi yang berbentuk gulungan menciptakan sebuah gradasi sederhana antara area utama dan area pribadi. Panel-panel polikarbonat juga berfungsi sebagai sumber cahaya masuk sehingga pada malam hari juga berfungsi sebagai sumber cahaya lampu yang sederhana.

Di bagian atas terdapat sebuah area tempat tidur tamu yang berada tepat di atas pulau aluminium tersebut. Area tersebut juga mendapatkan cahaya matahari alami yang membuat area terbuka tersebut terasa lebih luas dari yang sebenarnya.

Baca juga: Inspirasi Apartemen Aksen Tembaga

Sumber: Design Boom

Apartemen khusus untuk mahasiswa di Bangkok ini patut menjadi inspirasi. Mahasiswa Bangkok yang memiliki bujet terbatas untuk tempat tinggal bisa memilih Space Scholarship sebagai tempat tinggalnya. Space Scholarship adalah sebuah asrama yang menyediakan tempat tinggal untuk tujuh mahasiswa di dalam dua apartemen.

Apartemen ini dikembangkan oleh developer asal Thailand, AP Public Company dan bekerja sama dengan studio desain dari Italia, Fabrica, untuk merancang interiornya. Pengembang dan desainer telah berhasil mengubah dua unit apartemen sehingga interior nya memiliki tempat efisien untuk belajar, istirahat, dan berinteraksi satu sama lain.

Untuk memaksimalkan fleksibilitas, apartemen ini menggunakan desain modular, perabotan tanam, tempat penyimpanan tersembunyi, dan elemen-elemen yang bisa dipindahkan. Desainnya juga dirancang dengan konsep terbuka, tetapi bisa juga menjadi area pribadi, sheingga mahasiswa bisa memilih sesuai kebutuhan mereka.

Tempat tidurnya berupa tempat tidur tingkat yang bisa ditutup dengan gorden dan panel, sedangkan meja makannya bisa diubah menjadi meja belajar dengan sebuah penutup yang sudah ditanam dan bisa difungsikan menjadi partisi. Setiap unit juga dilengkapi dengan sebuah dapur kecil dan kamar mandi. Bahkan di masing-masing unit juga telah disediakan teras kecil untuk menyegarkan pikiran.

Baca juga: Barang-Barang Multifungsi Untuk Kamar Mahasiswa

Sumber: Curbed

Apartemen dengan luas 51 meter persegi di Toronto, Kanada ini dihuni oleh seorang profesional muda yang menginginkan sesuatu yang seru, fungsional, dan unik. Salah satu fitur unik yang digunakan Studio AC yaitu menggunakan campuran gorden dan tembok-tembok untuk menciptakan privasi dan untuk memisahkan ruangan.

Denah ruangan loft tersebut berada di sekitar ‘box tempat tidur’ yang terdiri dari area masuk yang melengkung. Bukannya menggunakan pintu untuk menutup area tidur dan kloset, desainer menggunakan sebuah gorden warna putih transparan yang bisa digunakan untuk menambah privasi ketika diperlukan.
Di sebelah ‘box tempat tidur’ adalah sebuah dapur dengan tembok dengan aksen warna gelap dan di sepanjang jendela terdapat tempat duduk untuk kerja.

Di seberang dapur adalah area ruang tamu yang dilengkapi dengan sofa rendah, karpet, dan beberapa tanaman hias.

Baca juga: Apartemen Studio di Kiev Menggunakan Partisi Dari Kaca Dengan Bingkai Hitam

Sumber: Contemporist

Sebuah gedung di Seattle, Washington, Amerika Serikat yang tadinya adalah sebuah gedung gereja sekarang ini menjadi salah satu listing real estate paling diminati di kota. Sechrist Design Associates Inc. mengubah gedung bersejarah menjadi The Sanctuary, sebuah kondominium dengan jumlah 12 unit.

Gereja yang dulu bernama Church of Christ, Scientist ini dijual oleh kongregasi kepada sebuah perusahaan pengembang dengan harga USD 1,1 juta (Rp 14,7 miliar) pada tahun 2006. Ada banyak gedung gereja di Seattle yang dirubuhkan untuk dijadikan gedung baru, tapi semua developer tersebut selalu menyisakan struktur asal gedung yang kokoh sebagai bagian dari sejarah Seattle.

The Sanctuary menggunakan konsep detail arsitektur kontemporer, seperti lantai konkrit yang terpoles dan peralatan-peralatan dari besi stainless. Semuanya terintegrasi dengan baik dan terhormat di dalam gedung ratusan tahun tersebut. Bentuk asal gedung tersebut menciptakan semua unit dengan atap tinggi dan tembok dengan batu bata.

Beberapa unit juga memiliki jendela-jendela besar dengan berbagai ukiran dan benda-benda kecil dari gedung asli gereja. Sebuah oculus juga menjadi sumber sinar matahari yang masuk ke ruang bersama di bekas gedung gereja. Gedung ini sudah diluncurkan sejak tahun 2012, tetapi menjadi berita utama karena salah satu unitnya baru saja masuk ke listing penjualan.

Berikut bentuk dari unit-unit kondominium the Sanctuary.

Baca juga: Melihat ke Dalam Gereja di San Fransisco Yang Direnovasi Menjadi Apartemen

Sumber: Freshome

La Muralla Roja, atau artinya “Tembok Merah” dalam bahasa Spanyol adalah sebuah proyek perumahan yang berada di Calpe, Spanyol. Dibangun oleh arsitek Ricardo Bofill, gedung dengan bentuk labirin ini memiliki nuansa arsitektur populer di area Mediterania Arab. Inspirasi arsitek Bofill didapat dari tradisi Mediterania kasbah.

Secara keseluruhan, perumahan ini berbentuk benteng dengan warna-warna mencolok yang melapisi bagian luar dan dalam fasad untuk memberikan kontras pada alam atau melengkapi kesan alaminya. Proyek ini terlihat seperti muncul dari permukaan jurang-jurang yang ada di bawahnya.

Proyek ini memisahkan area publik dan privat dengan menggunakan intepretasi kasbah, yaitu sebuah tipe tembok arsitektur yang biasanya ada di negara-negara Afrika Utara. Konsep ini biasanya terbentuk dalam bentuk tangga-tangga yang saling mengikat, platform, dan jembatan yang memberikan akses ke dalam 50 unit apartemen yang membentuk La Muralla Roja itu sendiri.

Apartemen yang tersedia terdiri dari tiga ukuran: studio dengan luas 60 meter persegi, 2 kamar tidur dengan luas 80 meter persegi, dan tiga kamar tidur dengan luas 120 meter persegi. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan, Bofill merancang teras atap, solaria, kolam renang, dan sauna yang bisa digunakan oleh penghuni.

La Muralla Roja paling cocok dideskripsikan sebagai sebuah labirin, menyerupai rancangan geometrik yang didasarkan oleh tipologi salib Yunani yang pada kasus ini memiliki panjang lima meter. Salib ini berpotongan pada menara servis yang terdiri dari dapur dan kamar mandi.

Sekarang ini blok apartemen Muralla Roja sering disewakan per hari kepada turis-turis yang ingin menikmati keindahan laut di Calpe. Ini karena kompleks apartemen Muralla Roja berada kira-kira 700 meter dari Calpe, 50 meter dari laut, restoran, dan empat kilometer dari pantai Calpe.

Baca juga: Singkirkan Monday blues Dengan Melihat Apartemen Terinspirasi Dari Pelangi dan Unicorn Ini

Untuk mengatasi masalah harga properti yang semakin meningkat serta berkurangnya lahan yang ada di UK, sebuah perusahaan desain asal Estonia, Kodasema, meluncurkan sebuah rumah koda yang sudah prafabrikasi yang bisa dibuat dalam waktu kurang dari sehari.

Rumah mikro berukuran 25 meter persegi tersebut juga bisa direlokasi kapanpun Anda mau dan bisa menggunakan lahan kosong. Rumah mikro ini akan dijual dengan harga £150,000 (IDR 2,5 Miliar) sepaket, termasuk biaya perencanaan dan regulasi pembangunan, serta pengiriman, persiapan lahan, instalasi, dan koneksi ke air, listrik, dan pembuangan air.

Struktur gedung Kodasema tidak memerlukan pondasi dan bisa dipindahkan dengan mudah dengan transportasi truk. Rumah ini diharapkan akan menggebrakkan pasar properti UK dengan cara mengundang warga untuk memulai budaya membangun sendiri dan agar bisa memanfaatkan lahan kosong dengan lebih baik.

Rumah KODA juga akan menggunakan panel surya yang dipasang di atap nya untuk menciptakan daya, dan di dalam rumahnya terdapat sistem rumah pintar, mulai dari alarm, pencahayaan LED yang bisa diatur, dan sistem kontrol cuaca.

Temboknya terbuat dari tembok konkrit tipis yang di insulasi vakum agar bisa membantu menghangatkan dalam ruangan, atau mendinginkan ruangan, tergantung dari musim nya. Temboknya juga bisa menginsulasi ruangan dari suara-suara bising di luar.

Rumah Koda

Sebuah jendela dari atap ke lantai melapisi area depan bangunan, yang terdiri dari sebuah lounge terbuka, sebuah dapur di lantai dasar, dan kamar tidur mezzanine. Area tidur berada di atas unit dapur, sedangkan kamar mandi nya berada di belakangnya.

Sebuah teras lebar 3,5 meter juga terintegrasi dengan fasad rumah untuk memasikan ada paling tidak sedikit bagian luar ruangan di dalam ruangan.

Rumah koda bisa menyediakan pilihan yang efektif biaya akan banyaknya permintaan rumah terjangkau atau apartemen sewaan sementara untuk pekerja profesional muda, pelajar, dan mereka yang ingin mulai irit.

Walau sudah diluncurkan sejak tahun lalu, contoh pertama rumah KODA baru saja dipasang di Taman Inovasi BRE di UK, sebuah fasilitas penelitian di Watfor dimana contoh-contoh rumah yang rendah karbon dan berkesinambungan didemonstrasikan dalam skala yang sebenarnya.

Baca juga: Kammerspiel, Kubus Serba Ada Untuk Apartemen Mikro

Sumber: Dezeen