Harga properti yang semakin hari semakin melambung tinggi dan tidak dibarengi dengan kenaikan penghasilan membuat kaum milenial semakin cemas tidak dapat membeli hunian di Jakarta. Diprediksi, kenaikan harga rumah dalam lima tahun ke depan sekitar 150%, sementara kenaikan pendapatan hanya 60% dalam periode sama.

Bahkan, riset dari Karir.com menunjukkan bahwa beberapa tahun belakangan ini hanya 17% kaum milenials yang mampu membeli rumah second seharga Rp 300 juta di Jakarta. Diketahui, hampir tidak mungkin bagi 83% generasi milenials dengan penghasilan di bawah Rp 7,5juta per bulan mampu memiliki rumah di Jakarta, bahkan di masa depan sekalipun.

Salah satu solusi termudah bagi kaum milenial adalah dengan menggunakan fasilitas KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Tapi milenials harus menyiapkan DP terlebih dahulu dan walaupun DP sudah diturunkan menjadi 15% dari harga rumah pertama, ini tetap menjadi kendala bagi generasi milenial.

Tapi, sekarang ini ada metode cicilan baru yang bisa membantu meringakan beban generasi milenial dalam mencicil rumah. Milenial bisa mencari lender (pemberi pinjaman) yang bisa membiayai kebutuhan cicilan uang muka rumah melalui layanan pinjam meminjam dengan basis teknologi (peer-to-peer lending atau 2p lending).

Metode ini membantu generasi milenial dengan skema cicilan DP hingga 24-36 kali. Dengan program ini, harga rumah yang awalnya susah dijangkau, karena milenial bisa lebih ringan dalam mencicil DP tanpa memerlukan simpanan kas yang banyak di bank. Selain itu, harga rumah di masa depan juga bisa dikunci saat ini dengan adanya skema tersebut.

Prinsip dari konsep peer-to-peer lending adalah mempertemukan peminjam dan pemberi pinjaman dengan menggunakan platform online berupa situs. Keamanan dana yang dipinjamkan juga terjamin dimana terdapat sistem pemantauan yang sistematis. Keuntungan bagi para investor (peminjam uang) adalah bahwa p2p lebih menguntungkan dibandingkan bunga deposito dan tingkat resikonya rendah.

Dalam sistem ini, biasanya properti yang dibeli akan menjadi jaminan bagi pemberi pinjaman, disertai dengan surat garansi dari pengembang rekanan. Calon pembeli rumah yang ingin mengajukan pinjaman akan dicek kredibilitasnya dengan cara verifikasi dan credit scoring serta BI checking. 

Cicilan DP yang ditawarkan mulai dari 24 hingga 36 bulan.  Jika pengajuan disetujui, maka peminjam akan langsung mendapatkan dana untuk membayar uang muka ke pihak pengembang properti. Bagaimana, tertarik untuk mencoba pinjaman melalui p2p ini? Tunggu artikel kami selanjutnya tentang tips menggunakan fasilitas p2p bagi yang ingin mencoba.

Baca juga: Pengeluaran Yang Harus Dipangkas Jika Kaum Milenial Ingin Memiliki Apartemen

Sumber: Daily Social, Majalah Properti.

Apartemen Pacific Garden Style (PGS) yang dibangun di Jalan Jalur Sutera Barat, Alam Sutera, Tangerang Selatan, telah melakukan ground breaking pada awal November 2017. Proyek yang dikembangkan oleh PT Indopasifik Indahtama ini menggunakan konsep kekinian untuk menarik pasar kaum milenial.

Apartemen yang lokasinya di pusat bisnis Alam Sutera ini dikelilingi oleh universitas, sehingga konsep pengembangannya menyasar segmen tersebut. Terletak berada persis di depan Mall Alam Sutera, apartemen in idekat dengan Universitas Bina Nusantara, Swiss German University, dan Universitas Bunda Mulia dengan potensi mahasiswa baru mencapai 8.000 setiap tahun.

Selain menggunakan desain modern dan arsitektur untuk memberikan kesan stylish, apartemen ini juga menyediakan berbagai jenis restoran dan kafe di lantai ground dan mezanin sebagai pusat anak-anak muda tersebut berkumpul. Selain itu juga, apartemen ini menyediakan fasilitas co-working space, serta ruang meeting untuk kolaborasi dan berkreasi.

Mahasiswa juga bisa memamerkan hasil kreasi dan membuat event di atrium luas yang disediakan. Fasilitas lainnya terdiri dari kolam renang, fitness center, jogging track, taman luas, dan lain sebagainya untuk menunjang gaya hidup sehat generasi masa kini.

Pengembang memiliki idealisme untuk memunculkan usaha rintisan (start-up) ternama di era digital dari proyeknya ini, karena itulah disediakan fasilitas-fasilitas pendukungnya. PGS juga ditargetkan menjadi satu-satunya apartemen di Alam Sutera yang memenuhi kebutuhan anak muda.

Pengembang menganggap segmen ini sangat potensial karena adanya beragam universitas ternama sekaligus pusat gaya hidup dan bisnis di kawasan tersebut.

Sebagai informasi, PGS dibangun di atas lahan 1,4 hektar, terdiri dari tiga tower apartemen dengan total 3.016 unit dan tipe unitnya dibuat dengan sistem modular dengan ukuran 25 meter persegi. Harganya adalah sekitar Rp 500 juta per modul. Pembangunan tower pertama jumlah unitnya mencapai 1.330 unit yang ditargetkan akan dilakukan serah terima akhir tahun 2020.

Ingin jual, beli, atau sewa apartemen di Alam Sutera? Buka saja Rukamen.

Sumber: Housing Estate

Karena lonjakan harga properti sementara gaji karyawan, terutama yang baru meniti karir, tidak sepadan, kaum milenial diduga semakin sulit bisa memiliki rumah idaman.

Hal ini menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh pengembang PT Pancakarya Griyatama, pengenbang apartemen Skandinavia yang menawarkan skema pembelian secara patungan. Apartemen tema Skandinavia juga cocok untuk kaum milenial karena biasanya generasi ini menyukai dekorasi rumah dengan konsep desain Skandinavia.

Dengan perubahan perilaku pasar yang ada saat ini, pengembang menawarkan program co-ownership dimana satu unit apartemen bisa dibeli bersama oleh dua hingga tiga orang. Surat konfirmasi pesanan dan sertifikat nantinya juga akan ditulis atas nama ketiga orang tersebut.

Program ini diakui Direktur Marketing PT Pancakarya Griyatama, Norman Eka Saputra, berjalan cukup berhasil. Apartemen yang berada di kawasan Tangcity seluas 10 hektar tersebut akan memiliki ketinggian 37 lantai dengan jumlah 10.40 unit.

Tipe unit yang ditawarkan mulai dari tipe satu kamar tidur, dua kamar tidur, hingga tiga kamar tidur. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 658 juta hingga Rp 2,3 miliar. Penjualan unit sudah mencapat 60% per akhir November 2017.

Selain program patungan, apartemen ini juga memiliki aplikasi genius home di apartemennya. Dengan aplikasi ini, penghuni bisa berhubungan dengan pengelola gedung jika ingin mengutarakan komplain atau saran. Konsep ini sejalan dengan generasi milenial yang serba digital dan sangat mengutamakan teknologi.

Dari aplikasi ini juga, pengembang akan bekerja sama dengan sekitar 40 hingga 50 vendor untuk melengkapi kebutuhan makanan dan kebutuhan sehari-hari para penghuni. Ke depannya, akan ada co-working space yang bisa digunakan penghuni yang ingin bekerja.

Baca juga: Pengeluaran Yang Harus Dipangkas Jika Kaum Milenial Ingin Memiliki Apartemen

Sumber: Housing-Estate, Detik Finance