Daerah diluar Jakarta semakin dicari dan diincar untuk pengembangan bisnis properti, seperti Tangerang, Bogor dan Bekasi. Ketiga kota ini memilki karakter khas yang berbeda dari segi demografi. Menurut Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit, ketiganya mempunya potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan baru berbasis pada perbedaan demografi tersebut.

Bekasi, kata Panangian, kuat di sektor industri. Terdapat lebih dari 4.500 industri yang beroperasi di kawasan ini yang mempekerjakan puluhan ribu karyawan. Oleh karena itu, properti yang cocok dikembangkan di Bekasi adalah hunian-hunian untuk kelas menengah ke bawah. Dengan rentang harga Rp 300 juta hingga Rp 1 miliar untuk rumah tapak, dan Rp 12 juta hingga Rp 20 juta untuk apartemen, kelas menengah ke bawah Bekasi akan sanggup menyerapnya.

Sementara di Bogor, semua segmen pasar berbaur di kawasan ini mulai dari bawah, hingga kelas atas. Namun ada kesamaan yang menjadi identitas khas kawasan ini yakni sebagia besar profesinya adalah pegawai negeri sipil (PNS) atau karyawan di sektor jasa dan perdagangan. Adapun properti yang cocok dikembangkan di Bogor adalah rumah-rumah berkonsep retirement house untuk kelas atas dan mewah, rumah berkonsep real estate seperti contoh perumahan paramount petals di Tangerang dan apartemen untuk kelas menengah, dan rumah susun sederhana untuk kelas bawah.

Sedangkan Tangerang, kata Panangian positioning-nya jelas, yakni untuk kelas atas. Saat ini saja, harga lahanya sudah menembus angka Rp 15 juta hingga Rp 25 juta per meter persegi. Fasilitas, infrastruktur dan sarana lainnya sudah terbilang lengkap dan menunjang aktivitas kehidupan warganya. Tak mengherankan jika harga propertinya sudah demikian tinggi sehingga pertumbuhannya pun tidak sekencang tiga hingga lima tahun lalu. Jadi, properti yang cocok dikembangkan di kawasan ini adalah perumahan baru yang mengakomodasi generasi kedua dengan kemampuan membeli setara kelas menengah.

Sumber – Kompas.com