Di dunia properti, banyak pengembang yang mempertahankan tingkat penjualan dan tetap berproduksi dengan cara menggunakan unsur-unsur sunrise property pada iklan marketing mereka untuk meningkatkan nilai properti dan minat calon pembeli. Sebenarnya apa itu sunrise area atau sunrise property? Apa saja kriterianya?
Kompas properti mengatakan bahwa menurut CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, tidak ada definisi baku yang bisa menerangkan apa itu sunrise area atau sunrise property, kedua hal ini menunjukkan kawasan yang sedang tumbuh berkembang dengan tingkat permintaan tinggi.
Singkatnya, sunrise area atau sunrise property adalah kawasan yang sedang in demand atau sedang banyak dicari orang – atau kawasan yang bersinar. Properti di daerah sunrise pun biasanya harganya masih lebih rendah dibanding kawasan yang lebih mapan.
Lebih jelas, Komisaris PT Hanson Land International Tbk., Tanto Kurniawan, properti yang sudah mapan ibaratnya seperti matahari yang bersinar di pukul 11.00 hingga 14.00 (menyengat), tapi akan segera redup dan padam pada pukul 15.00 sampai 18.00. Maka daerah sunrise adalah saat pengembang menemukan daerah menjanjikan untuk dikembangkan sebagai kawasan penyangga baru (hinterland). Kawasan ini juga biasanya tidak jauh dari daerah yang sudah padat dan mapan.
Di kawasan sunrise, potensi kenaikan harga juga sangat bervariasi. Jika pasar sedang panas-panasnya, atau kondisi ekonomi sedang positif dan daya beli tinggi, kenaikan harga bisa mencapai 100 persen (bahkan lebih).
Sebaliknya, jika ekonomi lemah dan kondisi properti melambat, kenaikan harga tidak akan lebih dari 10 persen per tahun. Tapi ingat, meskipun pertumbuhan sedikit, tapi masih lebih baik dari kawasan yang cenderung stagnan, seperti Green Garden, Duta Merlin, dan Kota Tua.
Tapi Tanto berpikir lain, menurutnya harga bergantung pada crowd. Karena itu, pengembang harus bisa melihat kepadatan dari banyaknya konsumen yang membeli,
Serpong merupakan daerah sunrise
Menurut Hendra, sekarang ini kawasan sunrise ada di Serpong dan sekitarnya; di arah Barat dan Selatan sepanjang Jakarta Outer Ring Road (JORR), dan kawasan sepanjang JORR 2. Daerah tersebut termasuk koridor TB Simatupang, Jatiasih, Cikunir, Pulo Gebang, Puri Indah, Taman Permata Buana, dan Puri Kembangan.
Serpong sendiri sudah merupakan daerah yang mapan, karena harga jual sudah sangat tinggi dengan harga taah menembus harga rata-rata Rp 16 juta per meter persegi dengan tingkat pengembangan properti yang sangat tinggi dan fasilitas lengkap.
Kerja sama Sinarmas Land dengan Hong Kong Land untuk apartemen Nava Park yang mentargetkan segmen atas, dengan proyek Sinarmas Land sendiri yang mentargetkan kelas bawah merupakan strategi jitu. Sekarang ini, strategi Sinarmas Land tersebut mampu membuat produk-produknya sebagai harga patokan baru kelas menengah atas.
Tapi, Serpong masih merupakan kawasan sunrise karena lahan masih luas dan bisa dikembangkan untuk menjadi berbagai macam fasilitas; termasuk convention center, hotel kelas internasional, taman, dan sebagainya.
One comment
Pingback: Alasan Apartemen di Serpong Diminati | Rukamen Blog