Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta saat ini progresnya sudah mencapai 60,22% dengan anggaran yang terserap sebesar Rp 4,63 triliun (sekitar 40% dari total dana untuk pekerjaan konstruksi). Proyek ini ditargetkan akan beroperasi pada Febuari 2019, lebih lama dari target awal yaitu akhir tahun 2018.
(Baca juga: Harga Apartemen di Jalur MRT Naik Pesat)
Hingga akhir November 2016, pekerjaan MRT Jakarta koridor Selatan-Utara adalah struktur layang telah mencapai 42,74%, struktur bawah tanah sebesar 77,86%, pekerjaan railway system dan rolling stick mencapai 24,65% dan total pekerjaan konstruksi sipil dan railway system dan rolling stock mencapai 47,46%.
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P. Sabandar, mengatakan bahwa pada tahun 2017 akan dikebut pengerjaannya agar bisa selesai 100%. Pihak MRT Jakarta mentargetkan tidak ada lagi konstruksi karena seluruh pekerjaan konstruksi harus sudah selesai satu tahun sebelum bisa dioperasikan. Waktu setahun setelah selesai untuk finishing dan melihat kendala yang mungkin terjadi. Selanjutnya akan dilakukan uji coba operasional selama 4 bulan sebelum digunakan oleh masyarakat.
(Baca juga: Daftar Apartemen Yang di Lintasi Jalur MRT)
William juga menambahkan bahwa puncak pekerjaan proyek ini terjadi pada tahun 2017 dan akan menyebabkan kemacetan lalu lintas, khususnya di sepanjang jalur proyek ini karena ingin mengejar sekitar 36% pekerjaan konstruksi yang belum selesai. Pekerjaan MRT Jakarta ini juga di bawah supervisi Presiden Joko Widodo yang sering melakukan peninjauan pembangunannya.
(Baca juga: Daftar Gedung yang Terhubung dengan Stasiun MRT Jakarta)
Sumber: Okezone