Banyak sekali investor properti yang tidak ragu membeli properti walaupun masih berupa gambar. Umumnya, pengembang mulai menjual proyek sejak proses persiapan proyek, termasuk legalitas dan perizinan melalui soft launching.
Harga produk saat soft launching pastinya lebih rendah dibanding ketika sudah dibangun. Selain itu, konsumen bisa memilih unit dan letak yang diinginkan jika masih berupa gambar. Developer juga memberikan banyak gimmick kemudahan pembayaran, seperti uang muka yang lebih ringan, angsuran DP, dll yang tidak akan diberikan ketika proyek sudah mulai dibangun.
Karena itulah, konsumen yang dana nya terbatas harus memanfaatkan penawaran properti dengan harga perdana. Developer yang masih memerlukan pembeli agar proyek nya berhasil dibangun pastinya akan memberikan servis terbaik untuk calon konsumennya.
Tapi, dibalik pro juga pastinya terdapat kontra dan resiko. Salah satu resikonya adalah properti tersebut batal dibangun. Bukti pembelian hanyalah surat pemesanan dan kwuitansi pembayaran juga disusul dengan perjanjian di bawah tangan antara konsumen dan pengembang berupa Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).
Untuk mengurangi resiko penipuan, konsumen harus jeli dalam melihat reputasi developer. Pilihlah developer yang sudah dikenal baik dan reputasinya juga baik.
Baca juga: Pertanyaan Wajib Calon Pembeli Untuk Developer Proyek Yang Belum Dibangun
Tapi, itu tadi, di balik setiap potensi keuntungan tentu juga ada potensi risiko. Bukti pembelian hanya surat pemesanan dan kwitansi pembayaran yang disusul dengan perjanjian di bawah tangan antara konsumen dan pengembang alias Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB). Untuk meminimalisir risiko lazimnya orang berupaya membeli properti yang dikembangkan developer yang sudah dikenal baik reputasinya.
Berikut ini adalah tips meminimalisir resiko membeli properti saat soft launching
- Cari tahu track record pengembang. Cek proyek-proyek sebelumnya, apakah ada proyek yang batal bangun atau berhenti di tengah jalan.
- Pastikan lokasi properti, rencana infrastruktur, apakah akan ada pembangunan dll.
- Pasitkan lokasi jauh dari banjir atau daerah yang bahaya, tinggi kriminalitas, dll.
- Minta pengembang membuat kontrak tertulis tentang properti, mulai dari harga jual, biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan, tanggal serah-terima properti, denda terlambat jika pengembang terlambat dalam menyelesaikan proyek.
- Pastikan semua dokumen perjanjian jual-beli lengkap agar Anda bisa melakukan klaim jika kondisi properti yang sudah dijanjikan berbeda dengan yang dibangun.
- Jangan membeli properti soft launching dengan tunai keras (hard cash). Lakukan negosiasi dengan pengembang dengan melakukan pembayaran bertahap sesuai perkembangan kondisi bangunan.
Baca juga: Tips Terhindar Dari Pengembang Nakal