Berdasarkan data dari Colliers International Indonesia, pada tahun 2015 terdapat penurunan permintaan terhadap hunian ekspatriat hingga 33% di semua tipe hunian. Salah satu indikasi penurunan ini terlihat dari penurunan pendaftaran sekolah Internasional sebanyak 25% pada periode 2015 tersebut.
Head Division Research and Residential Tenant Representation Colliers International Indonesia, Gene Sugandy, mengatakan bahwa penurunan permintaan hunian ekspatriat juga diperkirakan akan terjadi sepanjang tahun ini. “Dan memang ekspatriat pekerja bidang minyak dan gas ini mendominasi penggunaan apartemen sewa. Kami tidak mengetahui proporsinya secara pasti, namun itu terlihat dari pengurangan tingkat okupansi sewa di apartemen berlokasi di Central Business District (CBD), yang biasanya dihuni oleh mereka” ucap Associate Director Colliers, Ferry Salanto.
Dari data Colliers, penurunan tingkat okupansi sewa apartemen di lokasi CBD menurun 3,7 persen antar kuartal dari 78,2% di kuartal IV 2015 ke angka 74,5% di kuartal I 2015. Penurunan ini jauh lebih besar dibanding lokasi lain di Jakarta seperti Jakarta Selatan yang menurun 1,2 persen atau apartemen di lokasi Jakarta lain yang menurun 0,3 persen.
Gene mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan pasar hunian ekspatriat menurun. Diantaranya adalah:
- Pengurusan izin kerja yang lama dan sulit
Menurutnya, butuh waktu enam bulan hingga satu tahun untuk mengurus izin kerja dan regulasinya sering berubah sehingga investor terus berpikir ulang untuk masuk ke Indonesia. - Penurunan terhadap industri minyak dan gas
Banyak ekspatriat harus pulang ke negaranya karena banyak perusahaan minyak dan gas yang gulung tikar. Gene juga berkata bahwa dulu ekspatriat didominasi orang asing Eropa dan sekarang lebih banyak orang Asia.
Populasi orang asing di Indonesia pada awal tahun 2016 hanya berkisar di angka 6.000 jiwa pada dari 250 juta penduduk Indonesia. Artinya hanya satu persen orang asing yang tinggal disini dan diprediksi akan terus berkurang sepanjang tahun ini.
Hal ini juga yang menyebabkan pengembang harus mengkoreksi dan menurunkan harga hunian untuk ekspatriat. Pemilik properti juga membuat negosiasi bermacam-macam, bahkan memberikan potongan harga sewa agar huniannya tetap terisi.
Tapi, Ferry Salanto, Associate Director Colliers International Research Indonesia, mengatakan bahwa dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, bisa mempengaruhi sektor properti di Indonesia. MEA adalah perdagangan bebas di kawasan dalam rangka integrasi ekonomi ASEAN.
MEA bisa memberikan pengaruh terhadap sektor properti dibantu dengan beberapa peraturan foreign ownership. Menurut Ferry, dengan adanya MEA, akan banyak pekerja asing yang kerja di sini dan potensi akomodasi akan bertambah.
Ingin jual, beli, atau sewa apartemen? Buka saja Rukamen!
Sumber: Bisnis Properti, rumah.com