Melanjuti artikel kami berjudul Terminal Terbesar Se-Asia Tenggara Resmi Beroperasi di Jakarta Timur, ternyata terminal tersebut tidak se ramai yang diperkirakan. Walaupun terminal ini diharapkan menjadi pusat aktivitas perjalanan bus antar kota antar-provinsi yang terintegrasi dengan sistem transportasi lainnya di Jakarta.
Terminal ini terdiri dari empat gedung utama dengan konsep modern dan fasilitas lengkap yang tidak kalah dengan bandar udara. Terminal dilengkapi dengan eskalator, lift, pintu-pintu otomatis, AC yang sejuk, papan elektronik untuk menunjukkan jadwal-jadwal bus, tiolet yang bersih dan sarana Musholla. Selain itu, terminal ini terhubung dengan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) untuk meminimalisir dampak macet.
Lalu, kenapa aktivitas di terminal terbesar se-Asia Tenggara ini sepi sejak selesai pembangunannya tahun 2012 lalu? Ternyata, hal ini karena masih adanya terminal bayangan di sekitar terminal Pulogebang. Pemindahan pengoperasian bus antar kota dan provinsi dari Terminal Pulogadung ke Pulogebang akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah memindahkan bus jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur ke terminal ini.
Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, faktor lain yang menyebabkan enggannya PO (perusahaan otobus) beroperasi di Terminal Pulogebang karena masih memiliki pasar yang potensial di terminal lama. Karena itulah, pihaknya kerap melakukan pentertiban terhadap terminal-terminal bayangan tersebut. Hingga 29 Januari lalu, tercatat sudah ada 19 terminal bayangan yang melibatkan 450 bus AKAP yang ditertibkan.
Tercatat, dari 120 perusahaan otobus, baru ada 70 PO yang pindah, dan masih ada 50 PO yang belum pindah. Ini artinya, target untuk memindahkan 120 perusahaan ke terminal ini pada akhir Januari tidak tercapai.
Solusi kedua adalah dengan mengisi fasilitas-fasilitas umum di dalam terminal, seperti kantin dan toko makanan dan minuman, agar masyarakat lebih mudah dalam memperoleh makanan dan minuman ketika hendak pergi. Solusi ketiga adalah menyediakan bus feeder sebagai pengumpan dari dan menuju Terminal Pulogebang yang ditempatkan di lokasi-lokasi pusat konsentrasi masyarakat menuju Terminal Pulogebang.
Dalam hal ini, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek telah melakukan survei lokasi dan menurut hasilnya, feeder akan ditempatkan di Stasiun Cakung yang lokasinya sekitar lima menit dari Pulogebang. Diharapkan dengan cara-cara tersebut, pada tahun ini terminal Pulogebang akan menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia.
Sumber: Kompas Ekonomi