Media sosial saat ini tengah heboh dengan foto-foto spanduk berukuran raksasa yang dipasang di apartemen Sudirman Mansion, Jakarta Selatan. Spanduk raksasa tersebut adalah bentuk protes terhadap suara bising yang dihasilkan oleh bar Lucy in the Sky yang jaraknya hanya satu lempar batu dari apartemen.
Spanduk yang terbentang di muka apartemen yang menutupi empat lantai bangunan itu berbunyi ‘Anak dan Bayi Kami Tidak Bisa Tidur karena Lucy in the Sky Sangat Berisik dan Tidak Peduli Kenyamanan Warga Sekitar’.
Spanduk raksasa itu dipasang pagi hari pada tanggal 9 Mei 2016. Salah satu petugas keamanan mengatakan bahwa karena bar tersebut merupakan area outdoor makan seluruh penghuni di sekitarnya, termasuk Sudirman Mansion dari lobby sampai lantai paling atas, terganggu dengan suara berisiknya setiap akhir pekan dan jika ada pesta tertentu.
Kepala Keamanan Sudirman Mansion, Supardi, mengatakan bahwa sebagian besar penghuni apartemen yang terdiri dari Warna Negara Korea dan Jepang telah menyampaikan ketidaknyamanannya.
Penghuni Sudirman Mansion mengeluhkan suara bising dari arah bar Lucy in The Sky. Spanduk raksasa sebagai bentuk protes dibentangkan di bagian muka apartemen. Menurutnya, penghuni di Blok A dan B pindah karena tidak betah dengan suara musik kencang yang terdengar, terutama jam satu atau dua malam. Bahkan, penghuni apartemen sering teriak-teriak karena tidak bisa tidur.
Pengelola apartemen sendiri telah melayangkan somasi ke pihak Lucy in the Sky sebanyak tiga kali, tetapi belum ada hasil tanggapan sama sekali. Supardi juga mengatakan bahwa Sudirman Mansion telah lebih dahulu dibangun daripada Lucy in the Sky, maka ia berharap bahwa pihak bar mau diajak berkomunikasi, atau jika tidak, Ia akan membawa masalah ini ke meja hijau.
“Lucy di sini sudah 6 tahun, sedangkan kami ini sudah 10 tahun. (Kalau tidak ditanggapi) Kami akan menuju hukum, serahkan ke lawyer. Kami akan laporkan keluhan ke Gubernur DKI Jakarta. Sekuriti lebih tahu, saya sering sekali dikomplain warga sementara saya tidak berkewenangan,” kata Supardi kepada Detik.com
“Yang mengganggu warga di sini cuma suara musik saja tidak ada yang lain. Itu juga terbuktikan dengan tenant-tenant kami yang pergi dari sini. Keluhannya hampir 100% karena musik. Sebab totalnya di data unit Blok A dan B yang mengarah ke Lucy itu hampir 70%. Di sini kami ingin istirahat, kami ingin hidup berdampingan dan saling menghargai. Itu saja,” katanya Supardi.
Sumber: Detik.com