Sejak bulan Januari lalu, Pemprov DKI Jakarta sudah memulai proses pembangunan proyek enam simpang tak sebidang di seluruh Jakarta. Proyek-proyek tersebut di antaranya tiga flyover dan tiga underpass untuk mengurangi kemacetan di Jakarta.
Flyover dibangun untuk menghindari daerah/kawasan yang menghadapi permasalahan macet atau yang melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi. Underpass dibangun untuk menghindari persilangan dengan membuat terowongan di bawah tanah.
Proyek underpass berada di Rasuna Said-Mampang (750 meter), Jalan Kartini, Jakarta Selatan (390 meter), dan Matraman, Jakarta Timur (650 meter). Sedangkan tiga flyover dibangun di Cipinang Lontar, Jakarta Timur (500 meter); Pancoran (750 meter), Jakarta Selatan; dan Bintaro, Jakarta Selatan (430 meter).
Proyek dimulai dengan proses pelebaran jalan sebagai pengganti untuk lahan yang digunakan untuk kegiatan konstruksi dan bulan Februari dimulai dengan pengerjaan fisik konstruksi.
Dengan anggaran Rp 700 miliar, kontraktor yang akan mengerjakan ke-enam proyek tersebut antara lain adalah: PT Istaka-Agrabudi mengerjakan flyover Cipinang Lontar, PT Nindya Karya mengerjakan flyover Pancoran, PT. Multi Structure mengerjakan flyover Bintaro, PT Modern Widya Tecnical mengerjakan underpass Kartini, PT Adhi Karya mengerjakan underpass Mampang-Kuningan dan PT Jaya Konstruksi mengerjakan underpass Matraman.
Dengan adanya pembangunan flyover dan underpass ini, dipastikan lalu lintas di sekitar daerah-daerah tersebut akan terganggu, tetapi pemerintah mentargetkan penyelesaian seluruh proyek ini pada Desember 2017.
Sumber: Berita Satu & Sindo News