Makanan Ramadhan sehat – Bulan suci Ramadhan adalah bulan kesembilan dari kalender Islam dan waktu bagi seluruh umat Muslim di seluruh dunia berpuasa pada siang hari selama 29-30 hari. Umat Muslim yang menjalani puasa selama bulan Ramadhan tidak makan atau minum apa pun selama jam-jam siang; makan satu kali sebelum fajar (sahur) dan boleh makan kembali setelah matahari terbenam (buka puasa). Akhir Ramadhan ditandai dengan ‘Idul Fitri’, Festival Buka Puasa.
Walau puasa adalah wajib untuk semua umat muslim yang sehat (bukan anak-anak), ada pengecualian bagi mereka yang sakit atau yang kesehatannya dapat dipengaruhi oleh puasa, misalnya, wanita hamil atau menyusui dan penderita diabetes (lihat di bawah).
Apa yang harus dimakan dan diminum saat buka puasa dan sahur?
Buka puasa – ketika berbuka puasa pertama kali, usahakan untuk mendapatkan banyak makanan kaya cairan, rendah lemak, dan yang mengandung beberapa gula alami untuk mengembalikan energi. Di bawah ini adalah beberapa contoh makanan Ramadhan sehat:
Makanan Ramadhan Sehat
Baca juga: Mungkinkah Resesi Ekonomi Lebih Mematikan Daripada COVID-19 itu Sendiri?
- Minuman: air, susu, jus buah, atau smoothie – air memberikan hidrasi tanpa tambahan kalori atau gula tambahan. Minuman dengan bahan dasar susu dan buah menyediakan gula dan nutrisi alami, yang mana juga baik untuk berbuka puasa. Hindari minum banyak minuman dengan gula tambahan setelah berbuka puasa karena ini dapat memberikan terlalu banyak gula dan kalori.
- Kurma: secara tradisional dimakan untuk berbuka puasa sejak zaman Nabi Muhammad, kurma adalah makanan yang bagus untuk berbuka puasa karena mereka menyediakan gula alami untuk energi, mineral seperti kalium, tembaga dan mangan, serta merupakan sumber serat. Anda juga bisa mencoba buah-buahan kering lainnya seperti aprikot, buah ara, kismis atau prem, yang juga menyediakan serat dan nutrisi.
- Buah: sebagai cara tradisional untuk berbuka puasa dalam budaya Asia Selatan, buah memberikan gula alami untuk energi, cairan, dan beberapa vitamin dan mineral.
- Sup: sangat tradisional di banyak negara Arab, sup adalah makanan Ramadhan yang ringan untuk berbuka puasa dan memberikan cairan. Sup tradisional berbahan dasar kaldu daging dan sering mengandung kacang-kacangan, seperti lentil dan kacang-kacangan, serta makanan bertepung seperti pasta atau biji-bijian, yang menyediakan nutrisi dan energi.
Makanan buka puasa bervariasi antara beragam budaya dan tradisi. Tetapi, cobalah untuk memastikan makanan yang Anda makan memberikan keseimbangan dari makanan bertepung, buah dan sayuran, makanan susu dan makanan kaya protein seperti daging, ikan, telur dan kacang-kacangan. Misalnya, Anda dapat mencoba berbagai kari termasuk ikan, daging, sayuran dan kacang-kacangan, yang disajikan dengan nasi, chapatti dan yogurt.
Setelah berpuasa lama, wajar jika Anda ingin memuaskan diri, tetapi cobalah untuk membatasi jumlah makanan berlemak dan manis. Ingatlah bahwa Anda hanya memiliki waktu yang relatif singkat setiap hari untuk makan dan minum demi memberikan tubuh Anda semua nutrisi penting dan cairan yang dibutuhkan. Selain menjadi lebih sehat, kualitas diet Anda juga tetap terjaga selama Ramadhan.
Jika Anda bisa, begitu Anda memiliki kesempatan untuk mencerna makanan Anda, Anda bisa mencoba melakukan latihan ringan seperti berjalan-jalan. Jika Anda menghadiri sholat Taraweeh (doa malam hari khusus untuk bulan Ramadhan) di malam hari, mungkin Anda bisa berjalan kaki sepanjang atau sebagian perjalanan ke sana.
Sahur – minumlah banyak cairan atau pilih makanan kaya cairan untuk memastikan Anda terhidrasi dengan baik sepanjang hari. Jangan lupakan makanan bertepung untuk energi, dan pilih yang berserat tinggi atau bervarietas gandum jika memungkinkan, karena mereka dapat membantu Anda merasa lebih kenyang, membantu pencernaan, dan membantu mencegah sembelit. Di bawah ini adalah beberapa contoh makanan Ramadhan sehat:
- Oat: ini adalah gandum utuh dan Anda bisa membuatnya menjadi bubur, yang juga akan memberikan cairan setelah dicampurkan dengan susu atau air, muesli dengan susu atau yogurt, atau disimpan semalam (overnight oat). Anda dapat bereksperimen dengan buah segar, buah kering, kacang-kacangan, atau biji-bijian sebagai topping.
- Sereal sarapan berserat tinggi: pilihan ini menyediakan banyak serat dan sering diperkaya dengan vitamin dan mineral untuk memberikan nutrisi tambahan. Ketika dikonsumsi bersama susu, Anda juga mendapatkan cairan dan nutrisi seperti kalsium, yodium, dan vitamin B.
- Makanan bertepung seperti nasi, atau couscous: Anda bisa mencoba puding beras dengan buah atau bereksperimen dengan couscous atau biji-bijian lain dengan susu atau buah. Jika Anda memilih hidangan gurih, pastikan menunya tidak terlalu asin karena jadinya Anda akan sangat haus selama puasa.
- Yogurt: ini bisa menjadi makanan yang baik untuk dimasukkan di sahur karena kemampuannya menyediakan nutrisi seperti protein, kalsium, iodin, dan vitamin b, serta juga mengandung cairan. Anda bisa mengombinasikannya dengan sereal dan buah seperti pada contoh di atas.
- Roti: pilihlah opsi gandum karena lebih banyak serat, misalnya roti gandum atau chapatti. Hindari menggabungkan makanan Ramadhan ini dengan makanan asin seperti keju keras, atau daging yang diawetkan. Anda bisa mencoba mentega kacang (tanpa garam), keju lunak, atau pisang. Karena roti cukup kering, pastikan Anda minum banyak air atau cairan lain di sampingnya atau Anda bisa memiliki makanan kaya cairan seperti sup lentil, yang merupakan makanan tradisional di sahur di beberapa negara.
Puasa dengan diabetes
Banyak penelitian telah dilakukan pada implikasi kesehatan puasa bagi orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 2 cenderung lazim pada orang-orang keturunan Asia Selatan dan Afrika. Kemungkinan akan ada risiko dehidrasi dan hipoglikemia bagi mereka yang mengidap diabetes yang berpuasa, terutama di musim semi dan musim panas ketika hari-hari lebih panjang dan lebih hangat.
Dalam Islam diperbolehkan bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes untuk tidak berpuasa. Namun, puasa Ramadhan memiliki makna spiritual yang besar bagi umat Islam, dan banyak penderita diabetes memilih untuk berpuasa. Memutuskan puasa atau tidak adalah keputusan pribadi untuk setiap individu. Jika Anda adalah penderita diabetes dan berencana untuk berpuasa, disarankan untuk mengunjungi dokter atau tim kesehatan Anda untuk berbicara tentang cara mengelola kondisi Anda saat berpuasa.
Source: nutrition.org.uk