Sebuah menara apartemen di St George Wharf di Vauxhall, London sebagian besar dimiliki oleh investor asing. Di mana dari 214 unit yang terjual, 130 di antaranya di miliki oleh investor luar negeri.
Seperti dilansir dari Business Insider, Jumat (27/5/2016), apartemen tersebut jarang ditempati oleh pemiliknya. Bahkan dalam setahun si pemilik hanya menghabiskan waktu sedikitnya dua bulan dalam setahun.
Kondisi tersebut menjadi ironi ketika di sisi lain London tengah mengalami krisis perumahan. Dengan banyaknya investor asing yang membeli properti di London tetapi mereka tidak menempatinya, menjadi suatu masalah yang ternyata memperbesar krisis perumahan di London.
Investor-investor luar negeri juga mendorong harga properti terus merangkak naik, serta mendorong pengembang untuk terus membangun properti mewah, daripada perumahan terjangkau atau reguler di kota tersebut.
Di St George Wharf misalnya, unit termurah saat ini adalah 675 ribu Pound Sterling untuk tipe dua kamar atau setara dengan Rp13.5 miliar (kurs Rp20.015 per Pound Sterling ). Harga ini lebih besar 16 kali dari rata-rata gaji di London.
Masalah tersebut kini menjadi salah satu masalah serius yang dihadapi oleh Wali Kota London yang baru terpilih yakni Sadiq Khan. Dia pun bertekad untuk menjadikan masalah perumahan jadi salah satu prioritas dalam masa kepemimpinannya.
Salah satu cara untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan menghentikan warga asing untuk membeli rumah di London dalam enam bulan pertama, kecuali dia benar-benar warga Inggris.
“Tidak ada gunanya membangun rumah jika yang membeli adalah investor dari luar negeri, saya tidak ingin rumah-rumah yang ditinggalkan kosong,” pungkasnya.
Apakah menurut anda trend investasi seperti ini bisa terjadi di Indonesia? Isi jawaban anda di kolom komen bawah ini.
Sumber – Okezone.com