Lembaga riset Inrix mengeluarkan hasil riset tingkat kemacetan kota-kota di Indonesia. Peningkatan kemacetan terjadi di kota-kota besar yang kebanyakan merupakan ibu kota dari masing-masing provinsi yang mewakilinya.
Inrix mengumpulkan data dari 1.360 kota di negara yang mencakup lebih dari 250.000 kilometer persegi jalan dan berfokus pada kemacetan di sepanjang hari dan minggu. Traffic Scorecard 2017 menggunakan metodologi sama dengan 2016 dengan cara menyediakan wawasan tentang skala dan dampak kemacetan pada waktu yang berbeda.
Misalnya, kemacetan jam sibuk mempengaruhi komuter, sementara kemacetan selama seharian penuh cenderung lebih banyak mempengaruhi bisnis. Berikut ini adalah 10 kota termacet di Indonesia, mulai dari yang paling macet.
-
Jakarta
Ibu Kota Republik Indonesia merupakan kota termacet di Indonesia dan memiliki jaringan jalan paling padat. Bahkan, Jakarta berada di daftar 25 kota-kota termacet di dunia dimana posisinya ada di posisi 12 (tahun 2016 berada di posisi 22). Lama waktu yang dihabiskan pengendara ketika macet mencapai 63 jam dalam setahun, hanya berbeda 1 jam lebih singkat dibandingkan Bangkok. Bangkok sendiri mengalami penurunan di tahun 2017 dibandingkan di tahun 2016. Berdasarkan presentase, rata-rata waktu yang dihabiskan pengendara saat macet adalah 20 persen.
-
Bandung
Sebagai pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat, Bandung berada di posisi ke-dua kota paling macet di Indonesia setelah Jakarta. Lama waktu kemacetan di Bandung mengalami peningkatan dibanding tahun 2016, yaitu mencapai 46 jam dalam setahun.
-
Malang
Kota kedua terbesar di Jawa Timur ini mengalahkan Surabaya yang menjadi Ibu Kota di Jawa Timur. Pengendara menghabiskan waktu 45 jam dalam setahun di tengah macet dengan presentase keseluruhan 23 persen. Di jam sibuk, kemacetan naik menjadi 27 persen dibanding di luar jam sibuk yaitu 24 persen.
-
Yogyakarta
Kota Pelajar menduduki posisi ke empat sebagai kota paling macet di Indonesia. Tingkat kemacetan di Yogyakarta sama dengan Malang, dimana pengendara harus menghabiskan 45 jam di jalan dalam setahun. Secara presentase, waktu macet di Yogyakarta mencapai 24 persen. Di jam sibuk dan di luar jam sibuk, perbandingannya 27 persen dan 26 persen.
-
Padang
Sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat, Padang ada di peringkat ke-5 kota paling macet di Indonesia. Pengendara menghabiskan waktu 45 jam dalam setahun di jalanan dengan rata-rata presentase kemacetan 24 persen. Di jam sibuk, tingkat macet meningkat hingga 29 persen, melebihi Jakarta yang ‘hanya’ 24 persen. Di luar jam sibuk, tingkat kemacetan rata-rata 26 persen.
-
Medan
Dengan adanya pabrik-pabrik di Medan, kemacetan di Ibu Kota Sumatera Utara ini tidak bisa dihindari. Lama waktu kemacetan di Medan dalam setahun mencapai 42 jam dengan presentasi 20 persen. Presentase waktu pengendara terjebak di dalam kemacetan mencapai 25 persen di jam sibuk dan 23 persen di luar jam sibuk.
-
Pontianak
Sebagai Ibu Kota Kalimantan Barat, Pontianak menjadi satu-satunya kota di Pulau Kalimantan yang masuk ke 10 besar kota paling macet di Indonesia. Pengendara menghabiskan waktu di kemacetan selama 40 jam, atau 22 persen. Di jam sibuk, waktu pengendara yang habis di jalan ketika macet mencapai 24 persen, sedangkan di luar jam sibuk persentasenya 23 persen.
-
Surabaya
Kota terbesar kedua di Indonesia dan Ibu Kota Jawa Timur ini berada di posisi ke delapan kota termacet di Indonesia. Sebagai pendorong ekonomi mulai dari industri kecil dan besar, serta pembangunan properti membuat Surabaya memiliki tingkat kemacetan 16 persen. Lama waktu pengendara menghabiskan waktu di kemacetan adalah 37 jam dalam setahun.
-
Semarang
Sebagai Ibu Kota Jawa Tengah, kota ini sering dilanda banjir karena dataran rendahnya sempit. Banjir ini mengakibatkan mobilisasi masyarakat terganggu karena macet di sejumlah ruas jalan utama. Tingkat kemacetan di Semarang mencapai 37 jam dalam setahun. Rata-rata, lama waktu yang diperlukan pengendara saat macet yaitu 17 persen. Di jam sibuk, presentase waktu berkendara naik menjadi 21 persen dan 19 persen di luar jam sibuk.
-
Denpasar
Pengendara di Ibu Kota Provinsi Bali ini menghabiskan waktu di kemacetan selama 30 jam dalam setahun. Denpasar memiliki presentase kemacetan keseluruhan mencapai 15 persen.
Baca juga: Akankah Pajak Kemacetan Menguntungkan Sektor Apartemen?
Sumber: Kompas Properti