Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru saja mengeluarkan beberapa penyebab kenapa Jakarta sering dilanda banjir. Ini karena peristiwa banjir yang dialami Ibu Kota hari Senin, 5 Febuari kemarin yang membuat beberapa daerah tidak bisa dilewati dan listrik dipadamkan.
Kementerian PUPR menyebutkan bahwa berdasarkan data tersebut, dengan 13 sungai yang mengalir di tengah kota, penting untuk dipahami bagaimana masing-masing faktor mempengaruhi resiko banjir, terutama di Jakarta.
- Perubahan iklim
Sebesar 40 persen area Jakarta berada di bawah permukaan air laut dan memiliki resiko peningkatan muka air laut hingga 500 mm per tahun 2015 dan juga peningkatan curah hujan. Hujan ekstrim seperti pada tahun 2014 akan lebih sering terjadi. - Ombak tinggi
Selisih maksimum air pasang dan surut lebih dari satu meter. Ombak pasang pada musim hujan bisa menembus tanggul laut dan menyebabkan banjir ekstrim seperti pada tahun 2007 - Limpasan air dari Bogor
Perubahan penggunaan lahan di Bogor dari hutan menjadi kebun, rumah pribadi, atau gedung-gedung lainnya sering dibangun secara ilegal. Hal inilah yang mengakibatkan limpasan air hujan tidak terserap ke dalam tanah, sehingga air mengalir langsung ke hilir. - Limpasan air dari Depok
Populasi Depok yang tumbuh pesat diikuti dengan meningkatnya kebutuhan tempat tinggal terjangkau bagi penduduk Jakarta. Semakin banyak rumah artinya semakin sedikit tanah yang menyerap air, sehingga limpasan air mengalir lebih cepat dari hilir ke hulu dan akhirnya menyebabkan banjir. - Waduk
Pada zaman Belanda, terdapat sekitar 800 waduk di Jakarta, tetapi sekarang ini hanya ada 200 waduk dan danau yang tersisa. Kabupaten Bogor memiliki 95 DAM, Kota Bogor sebanyak 6 waduk, Kota Depok sebanyak 20 DAM, Kabupaten Tangerang ada 37 DAM, Kota Tangerang dengan 8 waduk, Kabupaten Bekasi ada 14 waduk, Kota Bekasi 4 waduk, dan DKI Jakarta memiliki 16 DAM. Sayang sekali, 80 persen waduk saat ini dalam kondisi rusak, terlalu dangkal, atau telah diubah menjadi perumahan. - Penurunan muka tanah
Penuruan muka tanah memiliki pengaruh terbesar terhadap resiko banjir di masa depan. Sebanyak 40 persen Jakarta tenggelam 3-10 cm per tahun akibat pengambilan air tanah berlebih. Banyak industri, perusahaan, dan pengembang mengambil air tanah secara ilegal. Akibatnya, 5 juta orang tidak memiliki akses air bersih. - Rawa yang mengering
Sebagian kota Jakarta dulu merupakan rawa yang sekarang ini telah dikeringkan dan ditutupi permukaan yang tidak dapat menyerap air. Inilah yang menyebabkan air semakin sulit diserap oleh tanah. - Sampah
Sampah yang dibuang di sungai dan selokan bisa menyumbat pintu air dan infrastruktur kota lain yang diperlukan dalam mengontrol banjir. Tahukah Anda bahwa sampah yang dihasilkan warga Jakarta sebanyak tujuh ribu ton setiap harinya? Inilah yang menyebabkan banjir di Jakarta.
Ingin terbebas dari kerepotan yang diakibatkan oleh banjir? Yuk, beli atau sewa apartemen di Jakarta! Buka saja situs Rukamen, situs jual, beli, dan sewa apartemen, rumah, ruko, kantor, tanah yang lengkap.
Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat