Tuesday , July 18 2023
Home / News / Info / Indonesia Infrastructure Week 2016 Diselenggarakan November Ini

Indonesia Infrastructure Week 2016 Diselenggarakan November Ini

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Indonesia berhasil mendapatkan investasi asing sebesar USD 59,9 miliar (Rp 813 triliun). Hal ini berarti, Indonesia berada di posisi kedua setelah Cina sebagai negara terbaik dalam menarik investasi asing.

Di dalam negeri terdapat 8% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 atau setara dengan USD 25 miliar (Rp 313,5 triliun) yang dialokasikan untuk proyek-proyek infrastruktur. Tapi, pembangunan infrastruktur oleh pemerintah juga memerlukan biaya yang sangat besar dan tidak bisa dibiayai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan bahwa hingga 2019 nanti, biaya yang diperlukan untuk membangun infrastruktur adalah sebesar Rp 5.519,4 triliun.

Dari estimasi tersebut, APBN diperkirakan hanya bisa membiayai sekitar 40 persen (Rp 2.215,6 triliun). Karena itulah, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Raykat (PUPR) menggelar Konstruksi Indonesia 2016, yaitu sebagai representasi bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar jasa konstruksi paling dinamis di dunia.

Indonesia-Infrastructure-Week-2016-Diselenggarakan-November-Ini-square

Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Yusid Toyib, mengatakan bahwa pihaknya melihat peluang bisnis besar di sektor jasa konstruksi di Indonesia. Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan The Big 5 Construct Indonesia dalam rangkaian Indonesia Infrastructure Week (IIW) 2016 pada tanggal 9-11 November 2016. Pemerintah berharap bahwa dari program ini, proyek infrastruktur pemerintah juga bisa diperlihatkan secara nasional dan internasional.

Kedua acara besar ini akan menjadi ajang pertemuan para pemangku kepentingan dari pemerintah dah swasta, dalam forum interaktif yang menampilkan proyek pemerintah dan perusahaan pelaku industri konstruksi dan infrastruktur, baik nasional dan internasional. Selain itu, pelaku usaha jasa konstruksi dalam negeri juga bisa melakukan pengenalan proyek kepada pelaku usaha jasa konstruksi asing.

Dengan ini, pelaku jasa konstruksi lokal juga bisa belajar untuk bersaing dengan pelaku jasa konstruksi asing, terlebih dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN) ini. Selain itu, investor swasta juga perlu mendapat informasi tentang prospek terkait proyek infrastruktur yang tengah direncanakan pemerintah. Hal ini agar investor yakin dalam meletakkan uangnya dalam pembangunan proyek infrastruktur, terutama yang berskala nasional.

 

CEO Infrastructure Asia, Alan Solow. mengatakan bahwa acara ini memberikan kesempatan bagi para calon investor, pemilik dana, dan institusi keuangan untuk mengenal dan menangkap peluang yang ada di bidang pembangunan infrastruktur. Konferensi dan pameran ini diikuti sekitar 600 peserta dari 20 negara dan mempertemukan pemerintah pusat, daerah dan sektor swasta, untuk mendiskusikan isu-isu infrastruktur nasional penting, sekaligus tantangan dan solusi yang dapat mempercepat agenda infrastruktur.

Baca artikel seputar infrastruktur Indonesia lainnya di Blog Rukamen

Sumber: Kompas Properti

About Fely Tan

i paint with words

Check Also

Resesi Ekonomi

Mungkinkah Resesi Ekonomi Lebih Mematikan Daripada COVID-19 itu Sendiri?

Seberapa mematikan resesi ekonomi yang diinduksi coronavirus? Satu studi baru-baru ini menunjukkan perlambatan ekonomi yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *