Bank Indonesia mengeluarkan hasil Survei Harga Properti Residensial Kuartal IV 2017 akhir minggu lalu. Dalam survei tersebut, dinyatakan bahwa kenaikan harga rumah akan terus berlanjut di kuartal pertama tahun ini.
Menurut survei tersebut, indeks harga properti residensial pada kuartal IV 2017 naik 0,55% dibanding kuartal sebelumnya. Di kuartal pertama 2018, diperkirakan kenaikan per kuartal (qtq) akan terjadi lebih tinggi, yaitu 0,72 persen.
Meski demikian, kenaikan indeks harga per kuartal itu tetap masih lebih rendah dibanding kenaikan yang terjadi antara kuartal IV 2016 dengan kuartal I 2017 yang mencapai 1,23%. Pada saat itu, kenaikan terbesar terjadi pada tipe rumah kecil (1,84%) sedangkan pada kuartal ini kenaikan harga terbesar terjadi pada rumah tipe menengah (0,79%). Sementara, kenaikan harga rumah tipe kecil di kuartal akhir 2017 justru melambat 0,43% dibanding kenaikan di kuartal sebelumnya yang 0,61%.
Bank Indonesia memproyeksikan kenaikan kuartal pertama 2018 akan terjadi kenaikan terbesar pada tipe rumah kecil, yaitu 1,22%. Harga rumah tipe besar juga diproyeksikan akan naik, tapi hanya 0,52%, sedangkan rumah menengah kenaikannya melambat menjadi 0,42%.
Melihat grafik pertumbuhan harga secara tahunan (yoy), tren peningkatan kenaikan harga sudah terjadi. Penurunan yang terjadi sejak akhir kuartal III 2013 sudah mencapai titik terendah di kuartal akhir 2016, walaupun kenaikan harga juga masih cukup lambat.
Tren peningkatan pertumbuhan penjualan juga sudah terlihat pada kwartal akhir 2017, tercatat 3,05 persen (qtq). Sementara itu,p ada kuartal sebelumnya, penjualan cenderung terus menurun, walaupun sepanjang 2016 sudah terlihat kenaikan dimana pada kuartal IV 2016 sempat mencapai 5,06 persen (qtq). Secara umum, pertumbuhan penjualan rumah tersebut juga masih di bawah rata-rata pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir (mencapai sembilan persen).
Survei juga memperlihatkan bahwa faktor penghambat pertumbuhan penjualan masih sama: bunga KPR yang tinggi, besarnya persyaratan uang muka, pajak, pengurusan izin yang lama, dan kenaikan harga bangunan. Suku bunga KPR rata-rata pada kuartal IV 2017 tercatat 9,64% hingga 12,52%, lebih tinggi dibanding kuartal IV 2016 yang 8%-12%.
Meskipun bunganya masih tinggi, mayoritas konsumen (sebanyak 75,93%) masih memanfaatkan KPR sebagai sumber pembiayaan pembelian rumah. Cara bayar tunai bertahap yang makin panjang tenornya dari developer juga menjadi alternatif cara bayar bagi konsumen, mencapai 16,77%.
Baca juga: Riset Suplai Apartemen Tahun 2017 Berdasarkan Colliers International Indonesia
Sumber: Housing Estate