Kawasan Jalan Gatot Subroto (Gatsu) sekarang ini bisa dikatakan paling tetinggal dibanding koridor Thamrin, Sudirman, dan HR Rasuna Said. Gedung-gedung kantor di koridor tersebut rata-rata sudah tua dan didominasi kantor pemerintahan atau perusahaan-perusahaan skala menengah.
Harga sewa-nya pun paling rendah dibanding lokasi lain, yaitu hanya Rp 250.000 per meter persegi per bulan. Hendra Hartono, CEO Leads Property Indonesia, mengatakan bahwa yang menjadikan hal ini adalah karena minimnya fasilitas akomodasi bintang lima.
Tapi, karena semakin dikitnya lahan di Jakarta, serta mahalnya harga tanah dan perkembangan properti yang semakin pesat, koridor Gatot Subroto menjadi salah satu daerah yang dilirik pengembang dan investor properti. Saat ini, terdapat delapan proyek skala besar di koridor ini, yaitu: Mangkuluhur City, kantor Telkom Landmark, Wisma Mulia 2, The Capital Place, Centennial Tower, The Tower, Gayanti City dan Synthesis Square.
Mangkuluhur City adalah bangunan yang dikembangkan oleh PT Kencana Graha Optima berupa gedung mixed-use di atas lahan seluas 4 hektar yang terdiri dari dua gedung apartemen, satu gedung hotel, dan dua gedung perkantoran.
Telkom Landmark Tower terdiri dari tiga gedung perkantoran, dua di antaranya adalah gedung baru dan satu gedung lagi adalah bangunan lama yang direnovasi. Operasional Telkom Landmark Tower II pada Juli 2016, sedangkan Telkom Landmark Tower I sudah beroperasi sejak Januari 2015 lalu.
Sedangkan Wisma Mulia 2 milik Mulialand Group berada di area perkantoran Mulia Office Park. Wisma Mulia 2 ini memiliki luas 80.000 meter persegi. Selanjutnya, The Capital Place merupakan gedung hotel, kantor dan ruang ritel seluas 141.000 meter persegi milik Rajawali Group dan GIC Group. Centennial Tower milik PT Citratama Inti Persada berada di area seluas 148.300 meter persegi dengan area sewa 100.000 meter persegi.
The Tower setinggi 50 lantai oleh PT Alam Sutera Realty Tbk., dan selanjutnya Gayanti City dikembangkan oleh PT Buana Pacifik International akan membangun dua tower apartemen konsep loft dan satu menara perkantoran di lahan seluas 1.5 hektar. Synthesis Square dari Synthesis Development adalah sebuah megaproyek di mengkombinasikan kondominium, hotel bintang lima, dan fasilitas ritel.
Menurut Hendra, jika kedelapan proyek tersebut rampung, koridor Gatot Subroto akan menjadi pusat bisnis unggulan dalam waktu tiga tahun.
Sumber: Kompas Properti