Setelah Jakarta, pemerintah kota Surabaya juga sedang berusaha untuk memindahkan warganya ke rusunawa (rumah susun sewa) untuk mengurangi pemukiman kumuh. Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya menggunakan beberapa strategi untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
Tri Rismaharini, atau yang akrab dipanggil Risma, memberikan subsidi. Alasannya memilih rusunawa adalah karena rumah sederhana, walaupun vertikal, saat ini sudah dibanderol di atas Rp 124 juta dan jika pendapatannya UMK Rp 3,05 juta tidak bisa membeli rumah tesebut.
Karena itulah pemerintah akan memberikan subsidi sebesar Rp 50.000 per meter persegi untuk rusunawa dengan luas 27 meter persegi hingga 30 meter persegi. Karena itulah, warga yang tinggal di rusunawa subsidi hanya perlu membayar listrik dan air yang digunakan. Biaya lain di luar kedua tagihan tersebut, seperti biaya pemeliharaan gedung menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Surabaya.
Risma juga merasa bahwa walaupun warga tidak mampu dan berpendapatan pas-pasan, layak mendapatkan tempat tinggal di pusat kota. Hal ini agar pendapatan yang didapat oleh orang-orang tersebut tidak habis untuk ongkos transportasi karena lokasinya jauh dengan lokasi kerja.
Saat ini, sudah ada 60 menara rusun yang beroperasi di Surabaya dengan ketinggian tidak lebih dari lima lantai. Ini untuk mengurangi biaya operasional yang tambah tinggi jika menggunakan lift.
Baca berita seputar dunia properti Indonesia lainnya hanya di Blog Rukamen
Sumber: Kompas Properti